Tabanan (Metrobali.com)-

Panen raya di Bali dipastikan molor sebulan akibat ditinggal mudik para buruh tani yang kebanyakan berasal dari Pulau Jawa.

“Para petani kesulitan mencari buruh di Bali,” kata Ketua Asosiasi Petani Padi dan Palawija Indonesia (AP3I) Provinsi Bali, I Ketut Arsana Yasa, di Tabanan, Rabu (7/8).

Menurut dia, panen raya di Bali seharusnya pada akhir Juli atau awal Agustus 2013. Namun pada saat itu sudah banyak buruh tani, terutama di Kabupaten Tabanan yang dikenal sebagai lumbung padinya Pulau Dewata itu banyak yang mudik.

“Gejala ini sebenarnya sudah dirasakan sejak awal-awal bulan puasa lalu,” kata Arsana.

Ia khawatir molornya panen raya itu berdampak buruk pada harga jual gabah di tingkat petani.

“Akibat tidak segera dipanen, kualitas gabah menjadi buruk. Hal ini akan menimbulkan kerugian tersendiri bagi para petani,” katanya.

Dalam dua bulan terakhir harga padi di tingkat petani sudah mulai turun dari Rp200 ribu per are menjadi Rp150 ribu per are.

AP3I mendesak pemerintah segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut dengan mengefektifkan teknologi pertanian yang bisa mempercepat proses panen. AN-MB