Pameran Massege Stick Penduduk Asli Australia di Denpasar

Denpasar (Metrobali.com)-

Kedutaan Besar Australia Jakarta menggelar pameran seni penduduk asli Australia di Maha Art Gallery Denpasar dengan tema “Massege Stick Indigenous Identity in Urban Australia”. Lukisan yang dipamerkan adalah seni rupa dari sebelas perupa kontemporer Aborigin Australia. Untuk pameran itu dibuka secara resmi oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra.

Konsul-Jenderal Australia Majell Hind dalam kesempatannya mengatakan, kehormatan besar dapat memperkenalkan kepada warga Indonesia karya-karya yang dibuat selama 25 tahun terakhir oleh beberapa seniman penduduk asli Australia. ‘’Karya-karya seni tersebut menjelajahi serangkian isu di masyarakat Australia termasuk stereotipe dan identitas budaya,” katanya.

Menurutnya, hubungan pribadi dan budaya sesungguhnya adalah dasar hubungan Australia-Indonesia.  Massege Stick menghadiri medium yang kuat melalui mana warga Indonesia dapat memperdalam pemahaman mereka tentang penduduk Asli Australia Kontemporer.

Dalam acara tersebut menghadiri sejumlah karya penting dari Artbank yang diciptakan oleh 11 seniman penduduk asli, yang tinggal di perkotaan di seluruh Australia. Para seniman tersebut termasuk Reko Rennie, yang tahun ini akan mendok dengan dukungan Asialink di Cemeti Art House Yogyakarta. “Kegembiraan besar untuk menghadirkan pameran kontemporer yang istimewah ke Bali,” katanya.

Pameran internasional Message Stick tersebut, dimulai di Turki pada September 2012 lalu dan telah terselenggara di Afrika Selatan, Thailand, Filipina dan Indonesia yang terakhir.`Selain itu, pameran ini juga bagian dari program seni dan budaya 2014 Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Program tersebut mencakup konser, pameran seni visual, tari, kesusasteraan, adi busana dan pameran keliling ilmu pengetahuan dan inovator.

Majell Hind menabahkan, banyak orang mengenal dengan baik gerakan seni kontemporer penduduk asli Western Desert. Untuk karya seni pameran Massage Stick berbeda, karena karya-karya tersebut bercerita tentang kisah-kisah pribadi di perkotaan Australia selama tiga dasawarsa terakhir. AYU-MB