Gianyar (Metrobali.com)-

            Minggu (23/9/2018) di Bentara Budaya Bali (BBB), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, bypass Ketewel, Sukawati, Gianyar, berlangsung pembukaan pameran seni rupa oleh MJK Art Community. Sebanyak 29 seniman lintas asal yang tergabung dalam komunitas ini sepakat mengusung tajuk “Kama Bang Kama Pethak”.

Adapun tematik pameran kali ini merupakan upaya mereka memaknai keberadaan, yang diyakini ditandai oleh dua unsur hidup yang satu sama lain hakikatnya menyatu; sesuai dengan filosofi yang dihayati masyarakat Bali yaitu “Rwa Bhineda”. Ini merupakan kelanjutan dari semangat pameran mereka sebelumnya, yakni “Tulang Rusuk” yang digelar di Bentara Budaya Jakarta.

Terdapat sekitar 48 karya lukisan dan 4 karya tiga dimensi yang dipamerkan pada eksibisi kali ini.

Wisnu Ari Tjokro, selaku koordinator pameran MJK di Bali, mengungkapkan bahwa ini merupakan pameran kedua MJK di tahun 2018. Ia pun mengungkapkan perjalanan MJK selama hampir 10 tahun dengan segala lika liku dan hiruk pikuknya. “Mencari gagasan untuk tema pameran atau mendapatkan titik temu di setiap perjumpaan, selalu dibutuhkan konsistensi dan energi tak sedikit. Menilik kembali semangat itu, kami harus melihat ke belakang dan memulai mencari kesegaran yang harusnya mengembirakan dimasa depan,” ujarnya.

Janu PU, salah seorang penulis pameran ini, menyebut dalam tulisannya bahwa Kama Bang Kama Petak dapat dimaknai lebih dalam dimana segala penciptaan di alam semesta ini melalui proses, hukum dan aturan. Apabila dihubungkan dengan proses penciptaan karya, maka ada ide gagasan dapat diterjemahkan sebagai sesuatu yang bersifat nonmateri (petak) dan alat bahan sebagai materi (bang). Keduanya harus ada sehingga dapat tercipta sebuah karya. Penyatuan yang membutuhkan “kesadaran” dan proses.

Selaras itu, Made Susanta Dwitanaya, kurator dan pengamat seni rupa, turut mengungkapkan pemaknaan lebih jauh tentang “Kama Bang Kama Petak” sebagai sebuah kesadaran bahwa eksistensi manusia sesungguhnya berasal dari pertemuan dua unsur yang berbeda. Eksistensi manusia dilatarbelakangi oleh dua unsur yang berbeda, bersinergi dan melahirkan harmoni.

Adapun seniman yang terlibat dalam pameran ini antara lain: Adi Gunawan, Agus Gibbon Priyanto, Agus Putu Suyadnya, Dani Heriyanto, Dedy Sufriadi, Deskhairi, Gusmen Heriadi, Hari Gita, Hayatuddin, I Dewa Made Mustika, I Made Arya Palguna, I Putu Bonuz Sudiana, Iqi Qoror, Jesaya Jerry P, Joni Antara, M. Andi Dwi Iskaryanto, Ngakan Putu Agus Arta Wijaya, Norman Hendrasyah, Nyoman Sujana Kenyem, Riki Antoni, Robi Fathoni, Safrul, Seno Andrianto, Suroso, Isur, Tjokorda Bagus Wiratmaja, Tofan Muhammad Ali Siregar, Wayan Upadana, dan Wisnu Ari Tjokro.

Turut memaknai pembukaan pameran ditampilkan pula performing art oleh I Dewa Mustika dan Putu Bonuz Sudiana. Eksibisi ini masih akan berlangsung di BBB hingga 4 Oktober 2018, buka setiap hari pukul 10.00 hingga 18.00 WITA.

Sumber : Bentara Budaya Bali

Editor : Whraspati Radha