MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Palu Miliki Dua Kampung Wisata Pascabencana Gempa

Seorang pengunjung berpose di dekat pohon kaktus endemik di Hutan Kota Kaombona Palu, Sulawesi Tengah, Senin (10/6/2019). Hutan kota seluas 98,6 hektare yang dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau sekaligus ekowisata itu akan ditanami sedikitnya 4.000 jenis pohon endemik Sulawesi dan akan dilengkapi dengan sejumlah sarana olah raga dan seni untuk meningkatkan daya tariknya (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Saat ini yang sudah ada dan terus dibenahi, bahkan mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat yaitu Hutan Kota Kaombona dan Lokai Paralayang. Dua objek wisata potensial ini akan menjadi kampung wisata yang terus dibenahi secara perlahan-lahan

Palu (Metrobali.com)-

Kota Palu, Sulawesi Tengah, saat ini memiliki dua kampung wisata pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018, yang dapat di kunjungi wisatawan nusantara, wisman dan wisatawan lokal/daerah.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu, Goenawan, di Palu, Jumat, mengemukakan dua kampung wisata yang saat ini kembangkan oleh Pemkot Palu yaitu Objek Wisata Paralayang di Dusun Salena Kelurahan Buluri, dan Hutan Kota Kaombona di Kelurahan Talise, Kota Palu.

“Saat ini yang sudah ada dan terus dibenahi, bahkan mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat yaitu Hutan Kota Kaombona dan Lokai Paralayang. Dua objek wisata potensial ini akan menjadi kampung wisata yang terus dibenahi secara perlahan-lahan,” ucap Goenawan.

Goenawan memaparkan mengenai progres pembenahan dan pembangunan kembali sektor pariwisata Kota Palu pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi, saat bersilaturahmi dengan pimpinan dan karyawan Kantor Berita Indonesia LKBN Antara Biro Sulawesi Tengah, di Palu, Jumat.

Di hadapan Kepala LKBN Antara Biro Sulteng, Rolex Malaha, Goenawan mengemukakan bahwa dalam konsep pengembangan dua kampung wisata tersebut, diawali dengan pembinaan terhadap masyarakat di dua wilayah itu.

Pembinaan itu, sebut dia, berujung pada pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pokdarwis sangat penting keberadaannya. Lewat Pokdarwis, masyarakat yang tergabung dalam kelompok tersebut, merekalah yang menjaga objek wisata didaerah mereka.

“Pokdarwis ini penting. Jadi selain menjaga kelestarian objek wisata, Pokdarwis juga yang mengurusi mengenai kuliner, penginapan atau tempat tinggal wisatawan,” ujar dia.

Pemkot Palu lewat organisasi perangkat daerah terkait, sebut dia, telah melaksanakan pelatihan sekaligus pembentukan Pokdarwis untuk kampung wisata di dua wilayah itu.

“Selain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab masyarakat, serta berperan sebagai penggerak untuk menciptakan iklim yang kondusif di kampung wisata.

​​​​​​”Pokdarwis juga berperan untuk membantu pemerintah mengembangkan destinasi wisata,” sebut Goenawan.

Dia mengatakan, keberadaan Pokdarwis untuk mewujudkan sapta pesona agar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dan taraf hidup masyarakat pascabencana.

“Keterlibatan masyarakat dalam Pokdarwis sebagai bentuk upaya tindak lanjut dari gagasan pembangunan sektor pariwisata yang berkelanjutan,” katanya. (Antara)