Jokowi

Jakarta (Metrobali.com)-

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai fenomena Joko Widodo yang merajai sebagian besar survei menunjukkan bahwa saat ini masyarakat tengah keranjingan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Semua orang keranjingan Jokowi, tapi tak sepatah kata pun kita dengan Jokowi mau (melakukan) apa,” kata Hamdi dalam diskusi paparan survei Soegeng Sarjadi School of Government di Jakarta, Kamis (13/3).

Menurut Hamdi, sangatlah lucu ketika publik ditanya tentang sosok yang pantas menjadi presiden padahal penetapan definitif presiden baru akan diumumkan dua bulan sebelum Pilpres.

Hal tersebut, lanjutnya, membuat pembelajaran politik yang buruk. Pasalnya, publik akan memilih seseorang dalam rentang waktu yang teramat singkat sehingga integritasnya tidak bisa diuji.

“Harusnya publik sudah tahu setahun atau enam bulan sebelumnya kalau si calon ini ‘running for election’, sehingga kalau kita adakan jajak pendapat ada gunanya. Kalau sekarang hasil survei, yang keluar adalah popularitasnya,” ujarnya.

Kendati demikian, Jokowi mau tidak mau harus siap jika nantinya diajukan sebagai capres oleh PDI Perjuangan. Itu pun, jika Megawati Soekarnoputri menunjuknya sesuai ketetapan kongres partai.

“Bagi saya, PDIP sekarang sedang menyusun strategi, kapan waktu yang tepat buka (umumkan, red) capres. Meski tidak bagus untuk praktik demokrasi,” katanya.

Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi mencapai 40,32 persen. Disusul Prabowo Subianto 10,64 persen, Jusuf Kalla 6,08 persen, Wiranto 4,96 persen, Aburizal Bakrie 1,12 persen dan Megawati Soekarnoputri 1,04 persen. Sementara 32,30 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.

Survei yang dilakukan dalam rentang 10 Ferbuari – 5 Maret 2014. Survei dengan metodologi wawancara via telepon (teleriset) itu melibatkan 1.250 responden perwakilan warga yang tinggal di 10 kota, antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan Balikpapan.

Adapun margin of error lebih kurang 2,77 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai oleh SSSG dengan kerja sama Pedoman News. AN-MB