bus sekolah

Malang (Metrobali.com)-

Pakar transportasi Universitas Brawijaya (UB) Malang Ahmad Wicaksono mengemukakan keberadaan bus sekolah di Kota Malang akan menurunkan angka kemacetan karena siswa yang belum memiliki SIM dilarang membawa kendaraan sendiri ke sekolah.

“Bus sekolah yang uji cobanya diluncurkan akhir tahun lalu itu tidak akan menyumbang kemacetan, justru sebaliknya mengurangi kemacetan, apalagi pada jam-jam sibuk di pagi hari,” katanya di Malang, Jawa Timur, Minggu (15/2).

Menurut dia, transportasi massal, termasuk bus sekolah merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Malang, terutama pada jam-jam sibuk. Kendaraan roda dua akan berkurang jauh karena siswa yang tidak memiliki SIM dilarang membawa kendaraan sendiri, bahkan aparat kepolisian pun “rajin” menggelar razia terhadap pelajar.

Selain itu, katanya, ukuran bus sekolah yang ada tidak terlalu besar dan ideal untuk ukuran wilayah Kota Malang. Oleh karena itu, tidak akan mengganggu arus lalu lintas.

Menurut dia, keberadaan bus sekolah juga menjadi sarana mendidik siswa untuk tertib lalu lintas, sebab pada saat siswa menunggu di halte sudah merupakan sarana pendidikan lalu lintas sejak dini. “Saya rasa bus sekolah ini cukup positif, sehingga perlu segera dioperasionalkan secara permanen,” ujarnya.

Sebelumnya Wali Kota Malang, Moch Anton mengakui sosialisasi jadwal kedatangan maupun keberangkatan serta rute bus sekolah masih minim, sehingga tidak banyak diketahui masyarakat, meski sudah dilakukan uji coba untuk kedua kalinya. Oleh karenanya, uji coba dan promosi bus sekolah akan dilakukan secara berkesinambungan dengan harapan siswa terbiasa dan berminat untuk menumpang bus saat pergi atau pulang sekolah.

Ia menilai sepinya peminat bus sekolah saat ini disebabkan operasional bus sekolah yang terputus-putus, beroperasi selama sepekan, setelah itu tidak beroperasi lagi, kemudian beroperasi lagi.

“Kalau melihat kondisi sekarang ini atau setelah dilakukan uji coba kedua kalinya, kami akan mengevaluasi dan menjadwal kembali uji coba pengoperasian bus sekolah tersebut dan selanjutnya mengoperasionalkannya secara permanen. Harapan kami bus sekolah ini segera direalisasikan karena masyarakat sudah menunggu dan sekarang menjadi sebuah kebutuhan,” tegasnya.

Bus sekolah yang diluncurkan akhir Desember 2014 itu sebanyak enam unit dengan kapasitas masing-masing sebanyak 50 siswa. Keenam bus tersebut melintasi rute dan tujuan yang berbeda serta hanya beroperasi satu kali jalan untuk pemberangkatan dan satu kali jalan untuk pulang. AN-MB