Foto: Paguyuban Transportasi Glory Night Community (GNC) Ubud memperingati HUT perdana di The Kawi Resto, Tegallalang, Sabtu malam (11/11/2019).

Gianyar (Metrobali.com)-

Paguyuban Transportasi Glory Night Community (GNC) Ubud memaknai HUT pertamanya dengan berbagi. Sebab geliat pariwisata belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Bali.

“Kami ingin maknai hari jadi pertama GNC dengan spirit berbagi,” kata Senior Manajer GNC, I Made Dirga ditemui di sela-sela peringatan 1st Anniversary GNC, di The Kawi Resto Tegallalang, Sabtu (9/11/2019).

Dikatakan, di tengah geliat pariwisata Bali beberapa warga tercatat masih terbelenggu dalam kemiskinan. Melihat fenomena itu, GNC yang memiliki anggota 20 sopir konvensional ini sepakat untuk menyisihkan penghasilan untuk didonasikan.

“Bali punya banyak destinasi wisata, kelihatannya mewah. Tapi nyatanya masih ada KK miskin. Masih banyak warga yang tidak bisa menikmati ‘kue’ pariwisata,” ungkapnya.

Menurut pria yang akrab disapa De Dirga ini, praktisi pariwisata yang selama ini menikmati kue-kue tersebut sudah semestinya tergugah untuk mengentaskan kemiskinan di Bali. Maka itu GNC terpanggil untuk berbagi pada KK miskin yang membutuhkan.

Baru-baru ini, GNC mengunjungi dan berbagi rejeki dengan seorang duda tua hidup sebatang kara di Banjar Kebon Kaja Desa/Kecamatan Blahbatuh.

“Namanya Pak Tatit, tinggal di rumah sendiri, anaknya derita gangguan jiwa dirawat di RSJ Bangli,” kenangnya.

Sopir freelance asal Banjar Dentiyis, Desa Batuan ini berharap gerakan sosialnya rutin diagendakan serta mampu menggugah penikmat kue pariwisata untuk ikut berbagi.

Dijelaskan pula, GNC yang terbentuk 9 November 2018 ini merupakan sebuah wadah perkumpulan sopir freelance/konvensional yang menolak keberadaan taxi online di wilayah Bali.

Dengan basis utama di daerah wisata Ubud, GNC melayani wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan motto Kebersamaan Berlandaskan Adat, Budaya dan Potensi Bali.

Dibentuk secara bersama-sama oleh semua anggotanya menjadi sebuah bentuk peguyuban/organisasi sosial kemasyarakatan. Guna saling berbagi informasi kepariwisataan dan berbagi peluang kerja.

Terpenting, 20 sopir konvensional ini seluruhnya merupakan warga lokal Bali. Dalam hal menghandel wisatawan, GNC selalu mengedepankan Kebersamaan Berlandaskan Adat, Budaya dan Potensi Bali.

Wisatawan yang biasanya memanfaatkan jasa sopor freelance ini diantaranya Eropa dan Australia. Sementara objek wisata yang diminati, antara lain adventure, natural, alam Bali, serta budaya Bali.

Setahun berjalan, komunitas ini juga telah membuat Koperasi demi tercapainya kesejahteraan anggotanya. Komunitas ini mengutamakan kebersamaan.

Meski tergolong masih anyar, di sela mengantar wisatawan ke objek wisata, anggota komunitas ini punya cukup banyak kegiatan suka duka.

Salah satunya yakni nampah celeng menjelang hari raya Galungan, hingga metulungan atau membantu jika ada anggota yang punya kegiatan adat.  “Harapannya, paguyuban ini semakin guyub,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu vendor penyedia jasa pariwisata, Owner Puji Trekking I Komang Puji mengatakan bahwa sopir konvensional ini sudah dianggap sebagai tim. Perannya strategis sebagai perantara para wisatawan menuju destinasi wisata di Bali. (dan)