Jembrana (Metrobali.com)-

Tempat Pembuang Akhir (TPA) sampah di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Negara benar-benar sudah overload. Bahkan lahan seluas satu hektar itu sudah tidak mampu lagi menampungnya. Sehingga area eks-pabrik kompos yang sudah lama tidak beroperasi terpaksa digunakan untuk menampung sampah.

Pengamatan, Selasa (3/9), nampak sampah memenuhi area TPA Peh itu. Bahkan hingga menggunung lantaran setiap hari terus ditumpuk. Untuk menanggulangi agar tidak meluber ke jalan desa, area halaman eks Pabrik Kompos, sebelah TPA terpaksa dipergunakan sementara untuk menampung sampah. Dan selanjutnya dipindahkan ke TPA dengan mempergunakan eskavator.

Sejumlah warga, ditemui di TPA, membenarkan kondisi TPA yang overload. Bahkan menurutnya beberapa waktu sampah-sampah itu sempat ditaruh di area halaman eks Pabrik Kompos lantaran eskavator untuk memindahkan sampah dalam kondisi rusak. “Sekarang eskavatornya sudah baik, sampah-sampah itu lalu dipindahkan ke belakang pabrik” ujarnya.

Dari informasi, sebenarnya TPA itu luasnya 2 hektar, namun dengan pertimbangan membangun Pabrik kompos dapat lebih efektif dan tidak membutuhkan banyak lahan, akhirnya lahan 2 hektar itu dibagi dua. Satu hektar untuk TPA dan satu hektar lagi dipergunakan untuk Pabrik Kompos. Namun lantaran perjalanan pabrik kompos itu tidak bagus, akhirnya mangkrak hingga sekarang.

Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Jembrana, Suherman mengatakan untuk mengantisipasi overload sampah di TPA Peh, disarankan untuk mengoptimalkan TPS-TPS yang ada. Dan sampah boleh ditaruh di eks Pabrik Kompos, karena itu masih aset Pemkab Jembrana, meski pabrik Kompos itu dikelola Perusda. “Rencana untuk memperluas memang ada, namun lantaran terbentur dengan peraturan baru, akhirnya batal” ujarnya. MT-MB