IMG_20150125_180812

Denpasar, (Metrobali.com) –

Pasca pemecatan yang dilakukan jajaran elit pengurus Golkar Bali, Sabtu (24/1) kemarin, Politisi Golkar Bali yang juga anggota DPR RI Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, mengaku optimis menanti sidang gugatan hasil Munas Partai Golkar yang berjalan marathon di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).

“Kita menunggu hasil keputusan sidang pusat. Begitu kubu agung Laksono menang tentunya kita akan rangkul kubu yang kalah, siapapun akan kita ajak, kita akan adopsi mereka, begitu juga kebalikannya, kubu kami siap diadopsi, kalau memang mereka menang, ya kita tunggu saja,” jelas Demer, di Denpasar, Minggu (25/1).

Seperti diketahui, keputusan sidang gugatan yang sekarang berlangsung secara marathon di PN Jakpus tinggal 2 minggu lagi. Dia pun optimis jika kubu Ketua Umum Agung Laksono akan menang nantinya.

“Saya optimis donk, kalau kubu Sudikerta bawa satu truk bukti, kami juga sudah siapkan bukti-bukti kami yakin menang di pengadilan,” tandasnya.

Hingga muncul pernyataan sikap pemecatan yang dilakukan jajaran elit pengurus Golkar Bali Sabtu (24/1) kemarin, Demer pun menyayangkan adanya tindakan arogansi yang dilakukan oleh mereka.

Menurutnya, dalam berpolitik tidak ada istilah pemecatan, imbuhnya, harus diingat saat ini yang diakui oleh pemerintah adalah dua kubu yakni Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie.

“Harus diingat ada dua kubu Golkar yang diakui pemerintah. Jangan hal ini jutru membuat kekisruhan, harus ditekankan bahwa mari kita sama-sama membangun Golkar untuk lebih besar, siapapun pemenangnya dari keputusan nanti,” tegas Demer.

Dirinya berharap jangan dengan adanya kondisi ini, justru membuat kemerosotan kader di kubu Golkar.

“Saya berharap, siapapun pemenangnya harus mampu merangkul. Karena itu yang dikumandangkan oleh kubu Agung Laksono yang siap merangkul yang kalah bila menang nanti,” jelas politisi asal Kabupaten Buleleng ini.

Dengan tegas, Demer menekankan agar jangan sampai ada penjilat di kubu Golkar.

“Jangan sampai saat kalah ditinggalkan, tetapi saat menang di dekati. Itu namanya penjilat, saya politikus tulen. Bukan tipikal seperti itu, siap kalah dan berani menang,” akunya yang membangun Golkar sejak dari jaman Munas Riau. SIA-MB