Oposisi Beri PM Pakistan 2 Hari untuk Mengundurkan Diri
Pendukung partai keagamaan dan politik Jamiat Ulema-i-Islam-Fazal (JUI-F) mengibarkan bendera dan meneriakkan slogan-slogan selama Azadi March untuk memprotes pemerintah Perdana Menteri Imran Khan di Islamabad, Pakistan 1 November 2019. (Foto: Reuters/Akhtar Soomro)
Partai-partai oposisi Pakistan pada hari Jumat (1/11) menuntut pengunduran diri perdana menteri negara itu dalam dua hari. Oposisi didukung oleh puluhan ribu pengunjuk rasa.
Demonstran di Islamabad menuduh Perdana Menteri Imran Khan menghancurkan ekonomi Pakistan dan mencuri pemilu terakhir dengan bantuan militer.
“Ibu-ibu miskin terpaksa menjual anak-anak mereka demi uang. Laki-laki muda melakukan bunuh diri. Bisakah kita membiarkan rakyat dalam belas kasihan pemerintah yang tidak kompeten ini?” kata Maulana Fazlur Rehman, seorang ulama dan pemimpin partai politik Islam Jamiat e Ulama dan Islam Fazl (JUI-F) yang memimpin demonstrasi.
Demonstrasi damai hari Jumat merupakan puncak dari unjuk rasa Rehman yang dimulai hari Minggu di kota pelabuhan Karachi untuk menarik perhatian pada masalah-masalah Pakistan.
Dukungan dari partai-partai oposisi terbesar Pakistan, Partai Rakyat Pakistan dan Liga Muslim Pakistan (Nawaz), awalnya tidak menggebu-gebu.Namun kepemimpinan senior partai, termasuk Bilawal Bhutto Zardari, putra mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh, dan Shahbaz Sharif, saudara lelaki mantan Perdana Menteri terguling Nawaz Sharif, Jumat bergabung dengan Rehman di panggung untuk melakukan pidato berapi-api.
“Perdana menteri kita dipilih, ia tidak mewakili rakyat, ia tidak kompeten, ia tidak mampu,” kata Bhutto Zardari.
Sharif mengecam kinerja ekonomi perdana menteri itu.
Anggota senior kedua partai oposisi itu sedang diselidiki karena korupsi, yang diduga dilakukan selama pemerintahan sebelumnya. Keduanya mengatakan kasus tersebut bermotivasi politik.
Sementara itu, Khan dan partainya yang berkuasa menyebut demonstrasi itu sebagai tipu daya untuk memaksa pemerintah membatalkan penyelidikan itu.[my/pp] (VOA)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.