Jakarta (Metrobali.com)-

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perbankan nasional masih mampu menahan krisis keuangan global sehingga saat ini stabilitas industrinya masih terjaga.

“Secara umum perbankan Indonesia masih akan mampu menahan gejolak krisis global, seperti kita tahu stabilitas perbankan sampai saat ini masih terjaga,” ujar Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK, Nelson Tampubolon dalam sambutan malam penganugerahan Infobank Awards ke-18 di Jakarta, Jumat (5/7)  malam.

Ia menambahkan stabilitas industri perbankan Indonesia dikarenakan adanya kerja keras dari insan perbankan serta kewaspadaan dan antisipatif terhadap krisis keuangan global yang terjadi saat ini.

“Saat krisis 2008 lalu telah memberikan kebijakan berbagai negara, seberapa siap negara mampu menghadapi, komponen cukup penting salah satunya transparansi,” kata dia.

Ia mengemukakan secara spesifik, pelaku pasar harus dengan mudah mendapatkan informasi yang cukup, lalu kemampuan perbankan dalam melaksanakan manajemen risiko yang baik.

“Kaitan dengan hal itu, ‘awards’ yang diselenggarakan ini diharapkan mendukung kedisiplinan pasar, memberikan informasi ke masyarakat luas yang diiringi data dan riset. Kontribusi dari pelaksanaan ‘awards’ pasti ada dan cukup signifikan,” ucap Nelson.

Meski demikian, ia mengharapkan agar pelaku industri perbankan tidak terlena terhadap keberhasilan menahan krisis pada periode sebelumnya yang sempat terjadi di dalam negeri.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Pemimpin Redaksi Infobank Eko B. Supriyanto menambahkan industri perbankan nasional selama 2012 mengalami penguatan, rasio keuangan memiliki catatan yang bagus.

“Kita yakin Indonesdia lebih aman dari krisis sebelumnya,” kata dia.

Dalam penganugerahan itu terdapat beberapa kriteria, yakni rasio kecukupan modal (CAR), kredit bermasalah (NPL) dan Penyisihan Pencadangan Aktiva Produktif (PPAP), return on asset (ROA) dan return on equity (ROE), rasio kredit terhadap pendanaan (LDR) dan efisiensi.

Kategori awards itu dibagi berdasarkan Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 1 dengan modal inti dibawah Rp1 triliun. BUKU 2 modal inti Rp1-Rp5 triliun, BUKU 3 modal inti Rp5-Rp30 triliun, dan BUKU 4 dengan modal inti di atas Rp30 triliun. INT-MB