Firdaus Djaelani

Jakarta (Metrobali.com)-

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan mendorong layanan jasa keuangan terpadu untuk membantu peningkatan financial inclusion di Tanah Air.

“OJK akan dorongan gabungan produk jasa keuangan, mulai dari tabungan, investasi, dan asuransi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani saat peluncuran layanan mikro terpadu Bank Mandiri di Pasar Petojo, Jakarta, Senin (29/9).

Firdaus mengharapkan, layanan dari sektor finansial tidak menjadi eksklusif yang menyasar masyarakat kelas menengah atas saja, namun juga masyarakat kelas menengah ke bawah. Layanan mikro terpadu bisa menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan.

“Dari populasi penduduk Indonesia, lapisan masyarakat kelas menengah ke bawah merupakan lapisan yang paling banyak jumlahnya,” ujar Firdaus.

Ia juga menuturkan, layanan mikro terpadu sebaiknya tidak ditujukan hanya untuk menyedot dana dari masyarakat melalui tabungan, namun juga harus menjadi sarana edukasi keuangan lainnya seperti asuransi dan investasi.

“Ketika kita jual (produk keuangan) di daerah-daerah, itu bukan bagian dari upaya kita menyedot dana masyarakat kecil ke pusat, tapi untuk ajarka kepada mereka supaya mau menabung dulu, terus berinvetasi dan berasuransi, setelah itu baru kita salurkan kredit,” kata Firdaus.

Firdaus juga menyoroti suku bunga kredit mikro yang dinilai masih relatif terlalu tinggi bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK). Ia berharap suku bunga kredit mikro dapat lebih rendah sehingga juga dapat memacu pertumbuhan UMK yang berkontribusi terhadap perekonomian di dalam negeri.

“Memang karena mereka (pelaku UMK) kurang bankable, tidak lantas bunganya menjadi mahal. Kalau kita bebankan bunga terlalu besar, mereka tidak tumbuh, dan bank-bank juga tidak akan tumbuh,” kata Firdaus. AN-MB