Denpasar (Metrobali.com)-

Ratusan ogoh-ogoh, boneka dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai berjejer di sepanjang jalan di Kota Denpasar dan sekitarnya, setelah dikeluarkan dari balai banjar, tempat karya seni itu dibuat, Senin  (11/3) pagi sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas.

Nampak ogoh-ogoh mulai berjejer di Jalan Batukaru, Busung Yeh, Jalan Supratman, Jalan Setiabudi. dan Jalan Hayam Wuruk. Di Denpasar seperti di Jl. Gunung Talang, Jl Buana Raya dan sekitarnya puluhan ogoh siap diarak generasi muda, Bahkan, anak-anak juga akan ikut serta dalam pengarakan ogoh-ogoh ini.
Anak-anak muda di masing-masing banjar sejak pagi sudah sibuk untuk melengkapi ogoh-ogoh itu dengan bambu atau kayu sebagai tempat pegangan untuk nantinya menggotong dan diarak secara beramai-ramai.

Sebagian ogoh-ogoh itu ada yang dilengkapi dengan roda yang diatur sedemikian rupa, sehingga tidak begitu banyak menghabiskan energi dalam menempuh rute yang akan dilalui.  Ogoh-ogoh yang diarak ini selain diiringi dengan gambelan baleganjur, juga diputar berbagai jenis musik rock. ”Bantuan roda ini untuk meudahkan dalam mengarak. Sebab, rute pengarakkan ogoh-ogih ini mencapai puluhan kilometer,” kata Komang Aditya Br. Buana Kubu.

Meskipun dilengkapi dengan roda, kelompok anak-anak remaja itu sudah mengantisipasinya untuk mudah diangkat guna digotong kembali untuk “ditarikan” mengikuti alunan irama musik gong blaganjur yang mengiringinya.

Sementara beberapa ogoh-ogoh yang akan diarak setingkat anak sekolah dasar (SD) yang tidak diiringi gong blaganjur dilengkapi dengan tape rekorder dengan suara yang keras.

Persiapan anak-anak muda sejak pukul 04.00 pagi sudah hampir rampung, meskipun arak-arakan ogoh-ogoh itu baru akan dilakukan sore hari.

Anak-anak muda hampir di setiap banjar dalam Kota Denpasar maupun kabupaten lainnya di Bali membuat ogoh-ogoh yang diarak keliling banjar dan desa pada malam pengrupukan, sehari menjelang Hari Suci Nyepi tahun Baru Saka 1935, pada hari Selasa.

Oleh sebab itu masyarakat pemakai lalu lintas diimbau dapat menyadari kondisi yang demikian itu, lebih-lebih setelah dimulainya arak-arakan ogoh-ogoh lalu lintas akan melumpuhkan di mana-mana dalam Kota Denpasar maupun tempat lainnya di Bali.

Surat Edaran Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana sejak dini telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada 1.480 desa pekraman di daerah ini agar melakukan koordinasi pengamanan dengan desa adat sekitarnya dan pihak kepolisian setempat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk itu pihak Kepolisian Resor Kota Denpasar mengerahkan 1.234 personel untuk mengamankan pawai ogoh-ogoh dan rangkaian Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Caka 1935. Diperkirakan puluhan ribu ogoh-ogoh yang akan diarak di kota Denpasar. Sedangka seluruh, sekitar ratusan ribu ogoh-ogoh yang diarak dengan berbagai ukuran.

Petugas sebanyak itu dikerahkan mulai Sabtu (9/3) saat umat Hindu menggelar upacara “Melasti” atau upacara penyucian benda-benda sakral hingga sehari setelah Hari Raya Nyepi pada Rabu (13/3).

Demikian pula Polres di delapan kabupaten lainnya di Bali juga melakukan antisipasi dan persiapan yang sama, dengan harapan seluruh rangkaian Hari Suci Nyepi dapat terlaksana dengan baik dan lancar. INT-MB