Wayan Parna (2)

Klungkung ( Metrobali.com )

Berbagai cara penipuan dilakukan oleh oknum pelaku untuk mendapat uang korbannya. Kali ini aksi penipuan dan pemerasan yang dilakukan oknum mengaku sebagai Kejari Klungkung  Totok Sapto Dwidjo sudah meresahkan pejabat di Klungkung.  Oknum pelaku itu sendiri telah mengelabui Camat Nusa Penida meminta untuk mentransfer uang sebesar Rp 35 juta ke rening oknum pelaku yang mengaku Kajari Klungkung. Kejadian yang dialami Sukla ini sudah terjadi sekitar bulan Nopember lalu namun tidak dilaporkan ke Polisi.

Hal itu disampaikan Kajari Klungkung Totok ketika Metrobali.com menemui diruang kerjanya Kamis ( 23/1 ). Ia katakan kalau kasus yang dialami Camat Nusa Penida itu kejadiannya tidak diketahui percis bahwa oknum yang mengaku Kajari Klungkung itu awalnya meminta uang sebesar Rp 75 juta dengan alasan ada tamu. Namun seperti apa yang telah disampaikan Camat Nusa Penida Ketut Sukla mengaku tidak punya uang sebesar yang diminta oknum tersebut yang pada akhirnya Sukla mentransfer uang setengah dari yang diminta yaitu sebanyak Rp 35 juta. Hal itu baru terungkap ketika Kejari melakukan kunjungan ke Nusa Penida. Terang saja Kejari langsung terkejut dan mengatakan kalau itu tidak benar.

Sementara itu ketika di hubungi untuk dikonfirmasi pada Kamis ( 23/1 ), Camat Nusa Penida Ketut Sukla mengakui kalau sempat di telpon orang yang mengaku bernama Totok, kejari Klungkung. Di mana orang tersebut minta uang untuk kepentingan pembagunan beberapa fasilitas kantor. “ Saya juga heran, selama ini saya tidak ada kasus kenapa pak Kejari minta duit,” ujarnya.

Namun karena tumben minta duit dia pun akhirnya memberikan. Hanya saja Sukla menolak membeberkan berapa besaran uang yang sudah di transfer. “Ngak usah saya…nggak enak…jangan itu di anu anu lagi, ” ujarnya menyudahi obrolan melalui selulernya.

Sementara itu Kabag Humas dan Protokoler pemkab Klungkung Wayan Parna pada Kamis ( 23/1 ) sekira pukul 09.00 wita sempat mendapat SMS dari seseorang yang mengaku sebagai Kejari Klungkung. Itu berawal pelaku menelpon ajudan Wakil Bupati Klungkung menanyakan nomor dan nama Kabag Humas. Kemudian Kabag Humas mendapat SMS  berbunyi,  “ Yth bpk Wayang Tarna kabag humas, saya mau bicara hubungi saya sebentar dari TOTOK BAMBAG SAFTO DWIJO, kejari Klungkung, ”. Ada beberapa kesalahan dalam SMS tersebut diantaranya ejaan Wayan jadi Wayang dan nama Parna jadi Tarma.

Sekitar pukul 09.00 wita yang bersangkutan di hubungi Kabag Humas Wayan Parna. Dan lelaki dengan logat jawa dan suara serak tersebut mengaku sebagai Totok, Kajari Klungkung. Kepada Parna dia meminta nama semua SKPD di Klungkung lengkap dengan nomor Hpnya. Parna sendiri sempat bertanya untuk apa nomor HP dan Nama SKPD tersebut. Yang bersangkutan juga mengataka akan memanggil para SKPD tersebut satu persatu. Bahkan diakui juga kalau beberapa SKPD di Klungkung ada yang terkena kasus.

Hanya saja Parna yang sudah curiga tidak percaya begitu saja. Dia pun sempat berjanji akan mengantarkan langsung nama nama dan no HP pejabat di Klungkung. Namun oleh yang bersangkutan tidak dikasi dan cukup lewat SMS saja. “Saya juga sempat berjanji mengantar lewat staf tapi dia tidak mau ketemu,” ujar Parna.

Merasa ada yang aneh dan curiga, Parna pun menghubungi Kasi Intal Kejari Klungkung Suhadi. Karena saat menghubungi Parna, Kejari mengaku didampingi Suhadi. Dari sana borok pelaku semakin ketahuan karena Suhadi sendiri tidak ada di Klungkung malainkan sedang di Jakarta. “Bagaimana saya mendampingi pak Kejari…saya sedang di Jakarta,” ujarnya seraya mengatakan sebaiknya tidak usah percaya dengan orang yang mengaku ngaku seperti itu. Bahkan Suhadi mengakui kalau kemarin sudah ada lima pejabat di Klungkung yang menghubunginya dan menanyakan soal itu. “Saya pastikan itu bukan Kejari…itu oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya. Sebaiknya tidak usah ditanggapi. “Kalau kejari ada kasus, kejari punya protap khusus untuk menyelesaikan masalah,” ucapnya.

Sementara itu Kejari Totok Bambang Sapto Dwijo sendiri mengakui kalau itu merupakan perbuatan modus tidak bertanggung jawab. Dirinya minta agar pejabat di Klungkung jangan mudah percaya dengan orang yang mengaku ngaku. Dia tidak menginginkan apa yang telah dialami Camat Nusa Penida Ketut Sukla terulang kembali. “ Saya tidak menginginkan hal itu menimpa pejabat yang lain, seperti apa yang sudah dialami Camat Nusa Penida, ” ujarnya. SUS-MB