Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar mengajak para perempuan nonton bareng film Habibie Ainun 3 di Level 21 Mall Denpasar, Kamis sore (2/1/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

Tokoh perempuan yang juga Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar mempunyai cara yang berbeda untuk mengajak para perempuan menyambut tahun baru 2020 ini dengan meningkatkan optimisme dan  spirit berbagai mengejar prestasi.

Emiliana Sri Wahjuni mengajak 21 perempuan lintas profesi dan beragam usia dari orang lansia, dewasa hingga remaja untuk nonton bareng (nobar) film karya anak bangsa Habibie Ainun 3 di Level 21 Mall Denpasar, Kamis sore (2/1/2019).

Mengusung spirit “Perempuan Dukung Perempuan & Perempuan Jangan Takut Berprestasi” Emiliana Sri Wahjuni mengajak para perempuan ini meneladani  inspirasi spirit perjuangan Ainun muda (diperankan Maudy Ayunda) yang tidak menyerah mengejar cita-cita menjadi dokter dan berkontribusi ikut membangun bangsa dan negara.

“Ibu Ainun adalah figur yang patut dicontoh untuk memajukan perempuan dan negara. Sehingga tidak ada lagi stigma perempuan tempatnya hanya di dapur, sumur dan kasur. Perempuan bisa berprestasi dan melakukan perubahan seperti Ibu Ainun jika mau, punya tekad kuat dan tidak pantang menyerah,” kata Emiliana Sri Wahjuni.

Tokoh perempuan yang memang sangat konsern memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak ini menilai kisah Ainun muda yang diangkat dalam film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini sangat relevan dan tidak jauh dengan kehidupan perempuan.

“Hingga saat ini pun masih ada diskriminasi terhadap perempuan baik dalam keluarga, lingkungan masyarakat, pendidikan hingga kehidupan profesi,” kata Emiliana Sri Wahjuni yang juga Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini.

Film ini menggambarkan Ainun muda yang merupakan sosok cerdas dan berprestasi baik di saat bersekolah di SMAK Dago Bandung dan satu sekolah dengan Habibie muda atau Rudy (diperankan Reza Rahadian) maupun saat Ainun kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).

Ainun bercita-cita menjadi dokter. Namun saat itu masih ada stigma bahwa perempuan tidak cocok menjadi dokter. Saat masuk FK UI sejumlah mahasiswa senior salah satunya Agus (Arya Saloka) juga mencibir Ainun bahwa perempuan tidak cocok menjadi dokter dan lebih cocok di dapur.

Dosen Ainun yakni Prof Husodo Noto Sastro (Arswendy Bening Swara) di awal-awal Ainun kuliah juga kerap menunjukkan perlakuan diskriminatif dan merendahkan Ainun serta juga menyebutkan profesi dokter tidak cocok untuk perempuan.

“Rasa sentimentil perempuan yang dibalut dengan indera perasa, yang lebih tajam dari laki-laki, membuat ilmu kedokteran tidak cocok untuk perempuan,” kata Prof Husodo dalam salah satu adegan praktik bedah mayah di ruang praktikum.

Namun Ainun tidak pantang menyerah. Bahkan berkat keberanian dan kecerdasan ia pun menjadi inspirasi dan idola bagi mahasiswa lain bahkan lintas fakultas di UI hingga sejumlah mahasiswa membuat Perkumpulan Pengagum Ainun. Akhirnya Ainun berhasil menamatkan pendidikan di FK UI bahkan dengan prestasi gemilang sebagai lulusan terbaik.

“Film Habibie Ainun 3 ini sangat menyentuh kami para perempuan. Dan saya ajak semua perempuan teladani Ibu Ainun lewat film ini. Jangan patah semangat, tunjukkan kita sanggup berprestasi. Kalau kamu dibilang perempuan katakan ‘So what’s emang masalah buat lho’ dan jawab dengan prestasi,” beber Emiliana Sri Wahjuni.

Hal lainnya yang penting juga diteladani dari Ainun muda lewat pesan film ini dalam rasa nasionalisme yang tinggi. Ainun menunjukkan kecintaan kepada Indonesia.

Bahkan hal itu juga yang membuat dirinya tidak memilih melanjutkan kisah cinta dan hubungannya dengan Ahmad (Jefri Nicol) mahasiswa Fakultas Hukum UI yang bercita-cita pergi dari Indonesia dan mengajak ingin Ainun berkarya serta hidup di negara lain serta tidak kembali lagi ke Indonesia.

“Seberapa pun hebat prestasi kita bahkan hingga terkenal ke seluruh dunia sekalipun, jangan lupakan kecintaan pada Indonesia. Khususnya bagi kita di Bali, jangan juga lupakan kecintaan kita pada budaya dan kearifan lokal Bali,” ajak Emiliana Sri Wahjuni.

Aktivis pemberdayaan perempuan Ni Ketut Ardani mengapresiasi acara nobar film Habibie Ainun 3 yang diinisiasi Emiliana Sri Wahjuni ini. Menurutnya hal ini adalah bagian dari upaya pemberdayaan perempuan dan meningkatkan motivasi untuk tidak menyerah mengejar cita-cita, berkarya dan berprestasi.

Pihaknya juga mengapresiasi kehadiran film ini yang secara khusus menceritakan perjuangan Ainun muda. “Masyarakat Indonesia khususnya perempuan tentu terinspirasi oleh Ibu Ainun. Semangat mengejar cita-cita, kecintaan pada bangsa dan negara serta kesetiaan kepada Bapak Habibie,” pungkas Ardani. (dan)