Jakarta, (Metrobali.com) –

Nigeria pasti bergembira, karena mereka lolos dari 52 negara Afrika yang unjuk kekuatan merebutkan lima tiket ke Brazil, setelah berada di puncak klasemen Grup F yang juga diisi Malawi, Kenya dan Namibia, dengan menyimpan 12 poin.

Tim Elang Super itu tidak pernah kalah dalam laga penyisihan grup, sampai akhirnya berhadapan dengan Ethiopia di babak “play-off” dan lagi-lagi menang agregat 4-1.

Dalam catatan sejarah, negara ini sudah lima kali mengikuti Piala Dunia, diawali debut pertama pada 1994 di Amerika, ketika mereka dilatih Clements Westerhof. Nigeria satu grup dengan Argentina, Bulgaria dan Yunani.

Pada partai pertama mereka menang atas Bulgaria 3-0 kemudian kalah dari Argentina 1-2 dan di laga akhir mereka mengalahkan Yunani 2-0 dan lolos ke babak 16 besar.

Pada kompetisi 16 besar, Nigeria bertemu dengan Italia dan sempat memimpin pada menit 25, sebelum gawang mereka dijebol dua kali oleh Roberto Baggio, sehingga Nigeria tersingkir.

Pada 1996 Nigeria kembali membuat kagum pecinta sepak bola dengan keberhasilan mereka meraih medali emas Olimpiade, setelah mengalahkan Argentina di babak final.

Dua tahun berselang Nigeria berpartisipasi di Piala Dunia dan bergabung dengan Paraguay, Spanyol dan Bulgaria di Grup D. Pada pertandingan pertama Piala Dunia 1998, Nigeria membuat kejutan mengalahkan Spanyol 3-2.

Pada laga berikutnya, Nigeria mengalahkan Bulgaria 1-0. Kendati pada pertandingan terakhir Grup D Nigeria kalah 1-3 dari Paraguay, mereka lolos ke babak selanjutnya karena tetap sebagai sebagai juara Grup D. Pada babak 16 besar, Nigeria dihantam tim dinamit Denmark dengan angka 1-4.

Pada Piala Dunia 2002, Nigeria menghuni dasar klasemen di Grup F karena kalah bersaing dengan klub kuat Argentina, Swedia dan Inggris. Timnas Nigeria kalah 0-1 atas Argentina, kalah 1-2 ketika melawan Swedia dan hanya bermain imbang tanpa gol lawan Inggris.

Setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2006, Nigeria berhasil maju ke putaran final Piala Dunia 2010 yang berlangsung di benua Afrika. Tapi mereka tidak bertaji di kandang sendiri, ketika bertemu dengan Argentina dan kalah 0-1.

Pada pertandingan kedua Nigeria kembali kalah dengan skor 1-2 saat menghadapi Yunani dan pada laga akhir Grup B imbang 2-2 atas Korea Selatan. Hasil ini menyebabkan Nigeria berada di dasar klasemen Grup B Piala Dunia 2010.

Pada tahun ini Nigeria berhasil kembali menancapkan kuku mereka dalam turnamen besar saat menjuarai Piala Afrika 2013, setelah di partai final mengalahkan Burkina Faso.

Kini “Super Eagle” datang lagi, melayang-layang dan hinggap di Grup F Piala Dunia 2014, sebagai tim papan atas Afrika yang cukup diandalkan.

Tim Elang itu maju ke Brazil di bawah komando Stephen Keshi asal Belgia. Mantan pemain di berbagai klub Belgia ini, pada awal karir kepelatihannya pergi Amerika Serikat untuk menimba ilmu kepelatihan dan pada 2004 melatih Togo dan membawa tim negara itu ke Piala Dunia 2006 untuk pertama kalinya.

Namun sebelum memulai pertandingan Piala Dunia, Keshi dipecat karena mengalami hasil buruk pada Piala Afrika 2006. Pada 2008 Stephen Keshi melatih tim negara Afrika lainnya, Mali, namun sayang ia dipecat karena gagal maju ke Piala Afrika 2010.

Pada 2011 Keshi mulai menangani tim nasional Nigeria dan mereka menuai hasil bagus ketika tampil sebagai juara Piala Afrika 2013 dan juga menerima penghargaan Pelatih Terbaik Afrika 2013.

Tapi kini Keshi harus wanti-wanti, karena dalam timnya tidak ada bintang internasional. Dua pemain berpengaruh dari Liga Utama Inggris, John Obi Mikel dari Chelsea atau pemain Liverpool Victor Moses, saat ini tidak tampil dalam laga regular klub mereka.

Tapi seperti diberitakan Reuters, mereka tetap bertaji tampil sebagai juara Piala Nasional Afrika tahun lalu, setelah mengawali turnamen dengan dengan payah tapi pada ujung permainan mereka menunjukkan kehebatan mereka.

Mereka mengalahkan tim favorit Pantai Gading di perempat final pada turnamen dengan temperamen tinggi itu, hal yang juga amat mereka butuhkan pada turnamen di Brazil.

Tapi enam bulan kemudian, pada Piala Konfederasi tahun lalu di Brazil, mereka kalah atas Uruguay dan juara dunia Spanyol. Namun mereka lolos dalam “play-off” Piala Dunia lawan Ethiopia dan dianggap melalui jalan mudah di antara lima negara Afrika yang maju ke babak final.

Ini berarti, Nigeria memiliki sesuatu kekuatan tersembunyi yang susah diprediksi lawan dalam tiap pertandingan mereka, kandati dalam tim mereka tidak ada pemain yang memiliki karisma tinggi dibanding dua dekade lalu, ketika mereka dikapteni Keshi yang kini jadi pelatih mereka. Ketika itu nama-nama besar menghiasi tim itu, di antaranya Austin Okocha, Sunday Oliseh dan Rashidi Yekini.

Tapi ada pemain mereka bernama John Obi Mikel, yang bisa bermain bagus ketika ia mengenakan kostum hijau ketimbang ketika ia memakai kaus birunya Chelsea.

Pemain berusia 27 tahun itu bisa saja seperti tertekan karena harus bermain dengan gerakan terbatas di klubnya pada setengah lapangan yang dikuasai mereka. Tapi ketika ia mengenakan kaos hijau negaranya, ia bermain lebih bebas.

Mikel merupakan pemain terbaik kedua di Afrika pada 2013 setelah pemain tengah Yaya Toure dari Pantai Gading dan Manchester City, setelah membantu negaranya memenangi gelar Piala Afrika.

Mikel mengatakan ia pelatihnya Jose Mourinho “amat gila” karena menghalanginya maju terlalu ke depan dalam laga liga utama Inggris.

“Saya ingin mencetak gol setiap saat,” kata pemain tengah itu. “Tapi hal terpenting yang diinginkan pelatih, saya membantu mengamankan tekanan pada tim. Ia tambah berang bila kami kemasukan melalui serangan balik lawan.” “Ia selalu menginginkan saya berada di depan empat bek dan saya selalu menjalankan perintahnya,” kata Mikel.

Dengan minimnya para pemain bintang internasional dalam tim Nigeria, Mikel mungkin dapat melakukan sesuatu yang mengejutkan dalam mengangkat pamor timnya, seperti disebutkan media asing bahwa ia tak ubahnya seperti “Mr Jekyl and Mr Hyde”, yang dapat berubah-ubah pada waktu yang berbeda.

(Ant) –