Keterangan foto: Acara Ngobrol Santai Soal Serius (Ngobrass) di Kreneng Creative Hub (KCH), Minggu (26/05/2019)/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

Promosi pariwisata Bali melalui media digital sangat penting dikuasai dan dilakukan saat ini. Sedikitnya ada tiga alasan untuk hal itu, yakni jangkauannya lebih luas, segmen targetnya lebih fokus, dan komunikasi dapat berlanjut sejak sebelum dan pasca kunjungan. Jika dilalukan secara terukur dan terencana baik, ujungnya adalah peningkatan jumlah dan lama kunjungang dengan biaya yang relatif murah.

Itu adalah bebarapa pokok pikiran penting yang menyuat dari acara Ngobrol Santai Soal Serius (Ngobrass) di Kreneng Creative Hub (KCH), Minggu (26/05/2019). Tampil sebagai pembicara pada acara tersebut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, A.A Gede Yuniartha Putra, S.H, M.H dan Konsultan Kampanye Digital, I Putu Arka.

Dalam diskusi tersebut dikatakan bahwa untuk melelakukan hal di atas ada beberapa syarat penting yang harus diperhatikan oleh seluruh stake holder pariwisata Bali yakni tersedianya website dengan konten yang menarik, akurat, dan aktual. Menurut Putu Arka hal itu sangat penting sebagai wahana untuk melacak kembali data dan informasi yang pernah dipublikasikan sebelumnya yang memungkinkan turis untuk datang kembali atau tinggal lebih lama di destinasi tertentu.

“Dengan melihat informasi pada situs yang terpercaya dan komunikasi interaktif di dalamnya, besar kemungkinan turis akan terpikat untuk datang, memperpanjang waktu kunjungan, bahkan mengulang untuk datang setelah melihat keadaan aslinya sesuai dengan apa yang diinformasikan,” ujar Arka sembari menyayangkan situs-situs resmi kepariwisataan Bali ditempatkan pada link gratisan sehingga menurunkan bobot kredibilitas dan bonafifitasnya.

Arka menyarankan agar ke depan pihak Pemerintah bekerjasama lebih erat dengan stake holder lainnya untuk merumuskan alat promosi yang di era digital ini tergolong hal yang paling dasar.

“Selanjutnya,” imbuh Arka, hal yang harus dikerjakan secara serius adalah pengelolaan big data sebagai basis dari semua langkah marketing yang berkesinambungan dari kepariwisataan Bali.

Menanggapi masukan tersebut, selaku wakil Pemerintah, Yuniartha Putra mengatakan bahwa selama ini pihaknya telah melakukan kerjasama yang baik dengan semua komponen industri wisata di Bali. Kerjasama tersebut menyakup pembagian tugas untuk melakukan hal-hal penting untuk memajukan kepariwisataan Bali sesuai bidang dan kapasitas masing-masing, di dalamnya termasuk pengelolaan pemasaran secara digital.

“Bahwa ada beberapa hal yang masih kurang, mari kita benahi bersama-sama,” ujar Yuniartha. Ia mengundang seluruh pelaku wisata, khususnya yang mumpuni dalam teknologi informasi untuk terus membantu memajukan pariwisata Bali agar selaras dengan gerak jamannya.

Di bagian lain, menanggapi niat Pemprov Bali untuk melakukan pungutan kepada setiap turis mancanegara yang datang ke Bali, Arka menyarankan agar sebaiknya menggantinya dengan menyediakan city pass bagi wisatawan yang memberi banyak kemudahan berwisata. Di situlah disisipkan pungutan itu sehingga para wisatawan tidak merasa dipunguti begitu saja melainkan diberi fasilitas yang memudahkan mereka dalam berwisata.

“Dengan city pass, pendapatan dari wisata akan merata ke suruh daerah di Bali,” ujar Arka.

Selain itu, imbuh Arka, seluruh museum dan galeri akan merasakan pendapatan yang relatif sama sehingga memungkinkan seluruhnya memiliki dana perawatan yang sama.

“Itu akan membantu menjaga aset-aset budaya di seluruh Bali,” tandas Arka.**

Editor: Hana Sutiawati