Pecatu (Metrobali.com)-

Krama Desa Adat Pecatu Warga tumpah-ruah menghadiri upacara ngaben massal di depan Wantilan Murdha Ulangun, Desa Adat Pecatu, Jumat (26/7) siang.

Ngaben massal tingkatan pranawa atau utamaning pranawa menggunakan sembilan buah wadah. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya punia secara sukarela dari peserta ngaben.

Selama pelaksanaan ngaben dan nyekah di Desa Adat Pecatu melibatkan empat belas sulinggih.

Wakil Bupati (Wabup) Badung Drs. I Ketut Sudikerta yang hadir pada puncak pengabenan mengatakan ngaben massal kali ini merupakan agenda tahun ketiga sejak mulai dihelat tahun 2006.

Sebelum puncak ngaben, kata Sudikerta, krama adat Pecatu telaha melewati prosesi ngaturang pakeling, sementara puncak penyekahan atau atma wedana diselengarakan pada 6 Agustus 2013, dilanjutkan esoknya maajar-ajar di lingkungan Desa Adat Pecatu.

’’Ngaben massal ini lebih menekankan aspek gotong-royong. Kegiatan pitra yadnya ini tidak semata-mata dilaksanakan oleh krama yang ngaben saja, namun melibatkan segenap elemen masyarakat dari tiga banjar adat yang ada di Desa Adat Pecatu,” tukas Sudikerta yang notabene tercatat sebagai krama adat Pecatu.

 Terkait alokasi dana untuk biaya ngaben massal, Sudikerta mengungkapkan bersumber dari program “Ida Ngaben” yang diluncurkan oleh LPD Pecatu, dimana per sawa diberikan anggaran Rp 5 juta, sehingga total dana terkumpul Rp 910 juta. Kecuali itu, Desa Adat Pecatu juga memberikan subsidi Rp 1 juta untuk masing-masing sawa. Selain itu, LPD Pecatu juga mapunia Rp. 150 juta untuk operasional panitia. Bupati Badung A.A. Gde Agung memberikan dana punia Rp 25 juta disusul Wakil Ketua DPRD Badung I Ketut Suiasa Rp 10 juta.

Bantuan dalam bentuk dana punia untuk ngaben massal ini juga diberikan oleh Wabup Sudikerta sebesar Rp 150 juta, disusul Perbekel Pecatu, I Made Sumarta Rp 50 Juta serta punia dari warga lainnya.

“Dengan semangat gotong royong akan tumbuh rasa kebersamaan sehingga suasana kekeluargaan terus dirasakan oleh masyarakat Desa Adat Pecatu,” tukas Sudikerta didampingi Wakil Ketua DPRD Badung, I Ketut Suiasa.

 Sementara Bendesa Adat Pecatu, I Ketut Murdana, menjelaskan kegiatan npitra yadnya berupa ngaben dan atma wedana merupakan program Desa Adat Pecatu yang sudah disepakati setiap tiga tahun sekali. Ngaben saat ini merupakan yang ketiga kali, diikuti oleh 295 sawa dengan rincian 202 sawa ageng, 41 ngelungah, dan 52 ngelangkir.

 Diungkapkan Murdana, ngaben massal ini untuk meringankan beban masyarakat sehingga segenap masyarakat Desa Adat Pecatu memberikan apresiasi dan dukungan positif. Hal itu dibuktikan rasa antusiasme masyarakat yang mengikuti ngaben massal kali ini. ’’Sebagian besar masyarakat sangat mendukung ngaben massal ini,’’ ujarnya.

Dibagian lain, Ketua LPD Pecatu I Ketut Giriarta menjelaskan LPD Pecatu memiliki produk bernama “Ida Ngaben” dimana produk ini sudah ada sejak tahun 2001 silam. Antusiasme krama Desa Adat Pecatu untuk ikut produk ini cukup besar.

Untuk ikut program ini, kata Giriarta, krama cukup menyetor dana awal Rp 200.000 sebagai tabungan. Selanjutnya jika penabung meninggal dunia kemudian dikuburkan, diberikan santunan Rp 1 juta, kemudian saat pengabenan diserahkan santunan Rp 5 juta per sawa. Namun jika ada krama yang tidak memenuhi dana ngaben atau saldo di bawah Rp 200.000, pihak LPD Pecatu tetap memberikan santunan Rp 1 juta untuk prosesi penguburan, namun hanya memperoleh dana santunan ngaben Rp 2,5 juta per sawa. SUT-MB