Program ngaben massa untuk yang kedua kalinya ini, diikuti 317 sawa, terdiri dari 130 Lingga, 5 Ngelungah, 171 Ngerapuh dan 11 Nyekah

 

Enam Sawa Atma Papa Dari Dinas Sosial Buleleng

Buleleng, (Metrobali.com)-

Desa Pakraman Buleleng sejatinya memiliki program upacara pengabenan secara massal (Ngaben Massal) yang pelaksanaannya 10 tahun sekali. Untuk kali pertama ngaben massal dilaksanakan pada Tahun 2011 lalu, yang diikuti 621 sawa. Sedangkan untuk kali ini lebih cepat pelaksanaannya yang diselenggarakan dengan puncak acara pada Tanggal 22 Juni 2019.

Program ngaben massa untuk yang kedua kalinya ini, diikuti 317 sawa, terdiri dari 130 Lingga, 5 Ngelungah, 171 Ngerapuh dan 11 Nyekah. Dari total 317 sawa itu, terdapat 6 Sawa Atma Papa (tidak ada keluarga, red) dari Dinas Sosial Kabupaten Buleleng.

”Hal ini dilakukan, sebagai wujud kepedulian terhadap krama, dimana saat karya agung Eka Dasa Rudra di Pura Besakih beberapa bulan lalu, banyak krama memiliki halangan keluarga meninggal dan tidak bisa dilakukan upacara sebagaimana mestinya secara tuntas. Dengan adanya karya agung di Pura Besakih, maka krama yang memiliki halangan kematian jumlahnya cukup banyak, akhirnya melakukan penguburan tanpa diupacarai. Maka kami di Desa Pakraman Buleleng memprogramkan untuk ngaben massal lebih cepat pelaksanaannya,” demikian diungkapkan Kelian Pakraman Adat Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna,MM didampingi Ketua Umum Panitia pengabenan massal, Jro Dalang Rugada dan Sekretaris panitia serta panitia lainnya, pada Senin, 17 Juni 2019 kepada awak media di Balai Pertemuan Sekretariat Desa Adat Buleleng.

Lebih lanjut ia menjelaskan krama desa yang memiliki sawa dikenakan biaya sebesar Rp 1.750.000, Ngelungah/Ngerapuh Rp 350.000 dan Nyekah dikenakan biaya Rp 650.000.

”Selain biaya dikeluarkan oleh pihak keluarga yang mengikuti ngaben massal, kami dari pihak Desa Pakraman Buleleng juga memberikan subsidi sebesar 50 persen. Artinya, krama yang mengikuti ngaben massal hanya dikenakan biaya setengahnya saja. Sedangkan untuk 6 sawa atma papa dari Dinas Sosial, tidak dikenakan biaya” tandas Sutrisna yang kini masih aktif sebagai Kadis Pariwisata Buleleng.

Sementara itu Ketua Umum panitia ngaben massal Desa Pakraman Buleleng Jro Dalang Rugada mengatakan upacara ngaben massal, pada Minggu (16/6) sudah diawali dengan melaksanakan ngegem dewasa berupa pecaruan dan nanceb di Setra Desa Pakraman Adat Buleleng. Selanjutnya prosesi upacara dilanjutkan sesuai dengan dudonan yang sudah diatur oleh panitia.

”Untuk labda karyanya upacara, krama sane medue karya ngaben supaya mengikuti dudonan yang diatur oleh panitia” ujarnya menegaskan.

”Pengabenan massal kali ini, dipuput oleh Ida Pedanda Mas, Ida Sri Begawan, Ida Sri Mpu dan Jro Mangku Pura Dalem” imbuh Jro Dalang Rugada.

Dikatakan juga, yang menarik perhatian dalam upacara ngaben ini, pada saat dudonan memanah tirta di Pura Mumbul dan pedeengan yang wajib dari 14 Banjar Adat mengeluarkan 2 pasangan deeng. Dimana pasangan deeng, nantinya berjalan dari Pura Dalem menuju tugu Singa Ambara Raja untuk nyambut tirta dari Pura Mumbul.”Dalam hal ini, kami berharap kehadiran Gubernur Bali” ucapnya.

Pewarta : Gus Sadarsana