Bangli, (Metrobali.com)

Kawasan wisata Kintamani di kabupaten Bangli masih terlihat cukup lengang saat hari pertama pembukaan tatanan New Normal di sektor pariwisata di propinsi Bali pada Kamis 9 Juli 2020. Terlihat wisatawan lokal menikmati pemandangan gunung dan danau Batur dari lokasi view point (titik pandang) di Panelokan, Kintamani. Terlihat deretan beberapa kendaraan wisatawan yang parkir di sebelah barat view point (titik pandang) di Panelokan, Kintamani.

Wisatawan yang menikmati pemandangan gunung dan danau Batur didominasi oleh kalangan muda-mudi. Hal ini mungkin karena mereka masih dalam masa belajar dari rumah sehingga memiliki waktu untuk berwisata. Cuaca yang cenderung dingin dan agak berkabut tidak menghalangi wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Kintamani.

Deretan wisatawan lokal Bali juga terlihat menikmati pemandangan alam geopark Batur sambil menikmati hidangan kopi dan kudapan. Wisatawan muda-mudi ini berkunjung ke deretan cafe-cafe yang menjual kopi dan kudapan di sepanjang jalan dari Panelokan hingga Batur di kawasan Kintamani. Wisata minum kopi menjadi trend baru di kawasan Kintamani yang mampu menarik animo wisatawan terutama wisatawan lokal Bali. Sepertinya melihat keindahan pemandangan gunung dan danau Batur sambil menyeruput kopi terutama varian kopi kintamani yang terkenal itu menjadi trend wisata baru di kawasan Kintamani. Hari libur dan akhir pekan bisa dipastikan deretan cafe-cafe di kawasan Panelokan di pinggir jalan menuju Buleleng tersebut akan terlihat cukup rame dikunjungi wisatawan lokal Bali terutama kaum muda-mudi.

I Made Yogi Wikrama, salah satu penggerak kaum muda-mudi Batur yang juga seorang petani jeruk dan usaha kopi, menjelaskan bahwa hari pertama New Normal di kawasan wisata Kintamani masih relatif lengang. “Mungkin karena hari pertama New Normal bertepatan dengan hari kerja sehingga wisatawan yang datang ke kawasan Kintamani masih relatif sedikit”, kata Yogi Wikrama. Lebih jauh Yogi Wikrama menjelaskan bahwa trend cafe-cafe menjual kopi sudah menjadi trend di kawasan Kintamani sejak lama. Namun sejak wabah Covid-19 melanda terkesan seperti booming wisatawan lokal Bali berkunjung ke cafe-cafe kopi di kawasan Kintamani. Waktu saat akhir pekan atau hari raya dan hari libur menjadi saat para wisatawan lokal Bali pergi sejenak sekedar menghilangkan penat. “Mungkin setelah sekian lama tinggal dan bekerja di rumah, orang kemudian ingin pergi menikmati pemandangan alam sambil kulineran santai. Nah kopi dan kudapan seperti pisang goreng menjadi alternatif pengganjal perut di tengah menikmati keindahan alam pegunungan dan danau Batur”, lanjut Yogi Wikrama.

Bagi Yogi Wikrama dan rekan-rekan sejawatnya yang membuka usaha cafe-cafe kopi di kawasan Kintamani merasa bersyukur masih diberikan kesempatan untuk berusaha. Setelah sekian lama tanpa penghasilan, akhirnya bisa membuka kembali usaha kopinya. Menurut Yogi Wikrama selain tentu untuk usaha, ada idealisme tersendiri bagi wirausahawan yang membuka cafe kopi di kawasan Kintamani. “Selama ini nama kopi kintamani telah dikenal mendunia dan familiar di lidah para penikmat kopi. Brand kopi Kintamani juga dijual oleh gerai-gerai waralaba kopi besar dunia. Namun kalo anda berkunjung ke Kintamani apakah bisa ditemukan warung kopi Kintamani? Kebanyakan kopi yang dijual di cafe-cafe di seluruh Bali itu adalah brand luar Bali seperti kopi Toraja, kopi Gayo dan yang lain. Jadi para wirausahawan yang membuka usaha cafe kopi di kawasan Kintamani ingin juga turut mempopulerkan kopi Kintamani. Masak putra Kintamani tidak bangga dengan kopi Kintamani”, jelas Yogi Wikrama.

Kawasan wisata Kintamani awal Juni 2020 sempat menjadi sorotan karena membludaknya kunjungan wisatawan lokal Bali terutama saat akhir pekan. Keramaian di kawasan wisata Kintamani tersebut terjadi saat pemerintah propinsi Bali dan pemerintah kabupaten Bangli belum mengeluarkan kebijakan terkait pelonggaran sektor pariwisata. Hingga akhirnya berita keramaian kunjungan wisatawan di kawasan wisata Kintamani mendapat atensi pihak berwenang. Mewakili forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda), Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan, SIK, MIK mengadakan pertemuan dengan pemangku kepentingan di kecamatan Kintamani. Unsur yang hadir mulai dari forum pimpinan kecamatan Kintamani, unsur pimpinan desa, unsur adat, serta unsur usaha wisata. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan aspirasi dari pemangku kepentingan di Kintamani terkait usaha wisata serta kegiatan adat-keagamaan serta himbauan aparat berwenang diwakili Kapolres Bangli agar tetap mengikuti arahan pemerintah terutama soal protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kini setelah keluarnya surat edaran Gubernur Bali No. 3355 tahun 2020 tentang pembukaan secara bertahap pariwisata Bali, kawasan wisata Kintamani mulai menggeliat. Walaupun baru dibuka tahap pertama pada Kamis 9 Juli 2020 untuk wisata di Bali yang dikhususkan wisatawan lokal Bali, wirausahawan wisata di kawasan wisata Kintamani mengaku optimis dengan masa depan usahanya. Untuk tahap pertama ini usaha cafe kopi di sepanjang jalan dari Panelokan ke Batur mendapat kunjungan favorit dari wisatawan lokal Bali. Namun ke depan sepertinya kawasan wisata Kintamani sudah semakin siap menyongsong tatanan New Normal di sektor pariwisata ini. Pariwisata yang mengedepankan protokol kesehatan cleanliness (bersih), healthy (sehat), safety (aman) demi mencegah penyebaran Covid-19. Tentu semua pemangku kepentingan di kawasan Kintamani khususnya dan kabupaten Bangli berharap implementasi tatanan New Normal sektor pariwisata ini akan berlangsung dengan baik.

Editor : Hana Sutiawati