abrasiIlustrasi

 

Negara (Metrobali.com)-

Ahmad Dewasa (63), nelayan warga Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana terpaksa mengungsi karena rumahnya tergerus abrasi.

“Posisi rumah saya memang paling dekat dengan air laut. Tapi tidak lama lagi, warga yang lain sekitar sini pasti juga akan pindah,” katanya, saat ditemui di sela-sela membongkar rumahnya di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Rabu (11/5).

Ia mengaku, sudah dua kali menjadi korban abrasi, sebelumnya rumahnya yang pertama juga rusak akibat bencana yang sama.

Untuk lokasi baru, ia mengatakan, akan pindah ke tanah yang diberikan Pemkab Jembrana saat rumah pertamanya dulu hancur tergerus abrasi.

“Saya pindah dan menyewa tanah disini karena menyangka abrasi tidak akan sampai sini. Ternyata baru sekitar tiga tahun, abrasinya sampai sini. Biar gak pindah lagi, saya tempati tanah yang diberikan pemerintah, meskipun lokasinya jauh dari pantai,” ujarnya.

Karena belum memiliki biaya, nelayan ini mengaku, untuk sementara membongkar dan mengangkut dulu sisa-sisa material rumahnya ke tempat yang baru.

Sementara untuk tidur, ia bersama keluarganya masih di lokasi yang sama dengan membuat emperan di rumah tetangganya yang belum terkena abrasi.

Keputusan untuk pindah juga disampaikan Saena, warga lainnya yang berencana akan tinggal di tanah milik besannya.

“Saya sama sekali tidak memiliki tanah. Untung ada besan saya, yang tanahnya boleh saya tempati. Untuk pindah menunggu keputusan anak-anak saya,” kata Saena, seorang janda yang anak-anaknya menjadi nelayan.

Di lokasi yang terdampak abrasi di Dusun Ketapang, ada puluhan rumah warga yang terancam rusak.

Karena rata-rata berprofesi sebagai nelayan, beberapa orang yang memutuskan pindah akan melakukannya saat terang bulan, dimana saat itu nelayan libur melaut.

“Saya akan menumpang di tanah anak saya. Lokasinya memang jauh dari laut, tapi mau gimana lagi, daripada kena abrasi seperti ini,” kata Samsul nelayan lainnya.

Karena tergolong tidak mampu, warga berharap pemerintah atau pihak lainnya bisa memberikan bantuan bahan bangunan dan lain-lain untuk meringankan beban mereka. Sumber : AntaraBali