Denpasar (Metrobali.com)-

Direktur New 7 Wonders Foundation Bernard Weber mengatakan negara-negara yang memiliki keajaiban dunia dan telah ditetapkan serta bergabung “New 7 Wonders” agar menyamakan persepsi karena tempat tersebut menjadi tujuan wisata.

“Kami harapkan negara-negara yang memiliki keajaiban dunia dan telah ditetapkan dalam “New 7 Wonders” memiliki komitmen untuk menjaganya sehingga kunjungan wisatawan tersebut tidak sampai menganggu yang dijadikan situs tersebut,” kata Bernard Weber usai menggelar pertemuan New 7 Wonder Global Network di Kuta, Bali, Minggu (15/9).

Ia mengatakan bahwa pertemuan Global Network itu memberi kesempatan negara-negara anggotanya untuk berbagi pengalaman, informasi, dan pengetahuan praktis lainnya untuk memajukan pariwisata di negara masing-masing secara berkelanjutan.

“Berkelanjutan tersebut menjadi kata kunci karena bertambahnya wisatawan bila tidak diimbangi pengetahuan yang memadai untuk menanganinya justru bisa membahayakan situs yang ada,” kata Bernard yang didampingi panitia pengarah pertemuan Budiarto Tanojohandjo.

Bernard lebih lanjut mengatakan, selain situs alam dan kebudayaan masuk dalam “New 7 Wonders”, ke depan pihaknya merencanakan untuk menetapkan keajaiban tujuh kota di dunia.

“Ke depan kami sudah mempersiapkan persyaratan untuk mengajukan kota di dunia masuk dalam ‘New 7 Wonders’,” katanya.

Sementara itu, Budiarto mengatakan, untuk di Indonesia, kota yang rencananya diajukan adalah DKI Jakarta dan Kota Surakarta (Solo).

“Hal itu kita masih lihat kreteria dan mekanisme yang dijadikan persyaratan untuk bisa mengajukan kota tertentu dalam ‘New 7 Wonders’,” katanya.

Ia mengatakan, selama ini, yang mendapat dukungan dari kalangan masyarakat untuk diunggulkan atau diajukan dalam kota keajaiban dunia baru dua, yaitu DKI Jakarta dan Kota Surakarta.

“Akan tetapi, tidak menutup kemungkin ada pengajuan dari masyarakat, kota-kota yang diajukan dalam lembaga ini untuk dilakukan penilaian dalam merebut ‘New 7 Wonders’,” katanya. AN-MB