Ketua Umum Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Dr Gusti Kade Sutawa mengukuhkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NCPI Bali 2019-2024 di Denpasar, Selasa (20/8).
Denpasar, (Metrobali.com)-
Ketua Umum Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Dr Gusti Kade Sutawa mengukuhkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NCPI Bali 2019-2024 di Denpasar, Selasa (20/8).
Ia mengatakan, pengukuhan ini dapat mengoptimalkan kinerja NCPI dalam meningkatkan dan menjaga keberlanjutan pariwisata Indonesia dalam mensejahterahkan masyarakat.
Untuk itu, pihaknya akan menyampaikan dan mengawal pokok-pokok pikiran  dalam mengatasi berbagai masalah strategis yang dapat menghambat industri pariwisata.
“Kami sebagai organisasi ting-tang bidang pariwisata yang akan menyampaikan kepada Kementrian Pariwisata maupun Presiden RI Joko Widodo,” ujarnya.
Salah satu permasalahan yang urgent yang sudah berulang kali disampaikan anggota NPCI temasuk Bali yakni mengenai mahalnya tiket pesawat domestik.
Mustahil pariwisata Indonesia maju apabila harga tiket melambung tinggi.
Hal itu akan disampaikan dalam rapat kerja Sinergi Nawacita di Jakarta, Rabu (21/8).
Disamping itu, pihaknya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta bidang pariwisata.
Begitu juga adanya investasi asing yang masuk untuk menggeliatkan perekonomian yang kini mengalami perlambatan akibat pengaruh ekonomi global.
Sedangkan, Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. Ida Bagus Kade Subhiksu mengakui sektor pariwisata tetap akan eksis sekalipun perekonomian dunia melamban.
Untuk itu, keberlanjutannya pun patut dijaga dengan baik sehingga membawa dampak kesejahteraan semua aspek kehidupan masyarakat.
Kemajuan sektor pariwisata akan membawa multiplayer efek yang signifikan sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
Sementara itu, Ketua DPW NCPI Bali Agus Maha Usdha menambahkan akan mempolakan pariwisata Balj sesuai dengan karakternya yang berlandaskan budaya.
Bali sebagai “hub” pariwisata dunia baik tujuan perorangan maupun MICE.
Hal itu dimaksudkan “Bali Spirit of the world”, maka pentingnya adanya sinergi semua pihak agar citra Pulau Dewata dapat dijaga dengan baik.
Budaya Bali tidak kalah menarik dibandingkan dengan wisata alam yang sudah tersebar secara alami di seluruh Bali.
Kehidupan masyarakat Bali tidak bisa dilepaskan dengan berbagai jenis praktek keagamaan yang juga menimbulkan daya tarik wisatawan datang ke Bali.
Masyarakat Bali sangat terkenal dengan sikap yang ramah, karena selalu berlandaskan pada konsep “Tri Hita Karana”.
Masyarakat Bali tidak hanya berfokus pada hubungan dengan Tuhan dalam berbagai ritual keagamaan, tetapi juga selalu berjalan selaras dengan hubungan yang baik antara manusia dengan manusia, serta antara manusia dengan alam/lingkungan.
Konsep “Tri Hita Karana” menjadi salah satu fondasi kebertahanan dan keberlanjutan pariwisata Bali.
Pariwisata Bali yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana tersebut, di samping menjaga keselarasan, keserasian, dan keharmonisan alam, lingkungan dan budaya yang bernafaskan agama Hindu secara sacral dimaksudkan untuk menjaga kesucian lingkungan.
Upaya menjaga kesucian pulau Bali tidak hanya dilakukan oleh individu atau kelompok masyarakat, akan tetapi saat ini juga didukung oleh kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. (**)