Bandarlampung (Metrobali.com)-

Musisi Pulau Pangkor, Perak, Malaysia siap berkolaborasi dengan Isbedy Stiawan ZS, penyair asal Lampung pada Festival Puisi dan Lagu Rakyat (Pulara) Antarbangsa ke-5 di Pulau Pangkor, Perak Darulridzuan, Malaysia, 11–14 Desember 2014.

Menurut Isbedy Stiawan ZS, di Bandarlampung, Kamis, dalam festival itu akan membacakan dua buah puisi, yaitu “Kampung Halaman” dan “Alamat Melayu” saat malam penutupan yang dijadwalkan akan dihadiri Menteri Besar Perak Darulridzuwan Dato’ Seri Dr Zambry AK, Sabtu (13/12) malam.

“Benar, saya akan kolaborasi dengan pemusik Pangkor dari kelompok Honeymandarin. Kebetulan saya punya sahabat musisi dan pencipta lagu di Pangkor, O-g Pangkor. Dia menawarkan adik-adiknya dari Honeymandarin siap bantu mengiringi saya saat baca puisi. Tawaran itu langsung saya setujui, dan saya kirim puisi saya. Kabarnya mereka sudah mulai latihan, dan akan dipoles lagi begitu sudah jumpa dengan saya. Ya, sedikit berdiskusi dan apa yang saya maui dan apapula keinginan mereka. Namanya kerja kolaborasi, jadi jangan ada yang dikorbankan atau ditonjolkan,” ujar Isbedy pula.

Dia menambahkan, kerja kolaborasi seniman dua negara dan beda genre ini, untuk membuktikan bahwa kesenian bersifat universal. “Ini soal rasa, di mana-mana tetap sams dan bisa diapresiasi. Biarpun beda negara ataupun ideoloogi,” ujar dia.

Isbedy optimistis rekan-rekan musidi Honeymandiri dapat memahami puisinya untuk kemudian dituangkan ke dalam musik. “Honeymandiri sudah profesional dan kerap show, dan seniornya O-g Pangkor siap pula membantu. Jadi, saya akan yakin performa arts kami bakal menghibur,” -ujar penyair berjuluk Paus Sastra Lampung ini pula.

Selain tampil baca puisi, sastrawan Lampung ini juga akan menjadi pembicara pada forum bicara karya.

“Saya diminta membicarakan puisi-puisi karya Menteri Besar Perak Zambry Abdul Kadir yang dihimpun dengan judul ‘Politik, Politik, Politik’, sekaligus peluncurannya,” kata dia lagi.

Menurut Isbedy, hadirnya kumpulan puisi dari seorang Menteri Besar dan politisi UMNO ini tidak saja menarik, namun juga menggembirakan.

Apalagi puisi-puisi Zambry juga layak, tema yang diusung soal sosial, keadilan, kecintaan pada orang tua, kekecewaan rakyat, dan kritiknya terhadap laku politik (politisi) yang hanya umbar janji dan memperkaya diri, ujarnya lagi.

“Ulasan atas puisi-puisi Zambry saya beri judul ‘Ketika Politisi Menulis Puisi’ dan sudah saya kirim ke panitia,” kata Isbedy lagi.

Ia berharap, akan lebih banyak lagi penguasa atau pun politisi yang peduli pada kesenian (puisi).

“Syukur-syukur mereka mencintai dan terlibat sebagai pelaku seni seperti Menteri Besar Perak Darulridzuwan Zambry AK, karena seni melatih untuk membuka dan membersihkan hati, sehingga keterharuan dalam diri tidak mati. Keterhafuan atau rasa haru yang kini hampir hilang dalam diri banyak orang mesti dinyalakan lagi, agar timbul cinta kasih sesama manusia,” demikian Isbedy Stiawan ZS. AN-MB