Ilustrasi – Pengemudi menekan tombol pada unit audio kendaraan. (Free stock photos)
Jakarta (Metrobali.com)-
Mendengarkan musik saat mengemudi mobil ternyata bisa berdampak buruk karena dapat mengganggu konsentrasi serta memperlambat waktu reaksi dan meningkatkan stres pada pengemudi menurut penelitian para ilmuwan di University College London (UCL).

Para ilmuwan meyakini bahwa otak kita disetel untuk mengharapkan apa yang kita lihat sesuai dengan apa yang kita dengar, dan jeda ketidaksesuaian dalam tautan ini memaksa otak bekerja ekstra, menghilangkan fokus dari pekerjaan yang sedang dijalankan.

Hal yang disebut speaker syndrome ini bahkan lebih berdampak pada orang-orang lanjut usia atau yang memiliki gangguan pendengaran.

Studi terbaru UCL mendukung penelitian sebelumnya di Israel yang menunjukkan bahwa musik dapat mendistraksi. Musik yang didengarkan saat menari, makan dan berolahraga belum tentu tepat didengarkan saat berkendara secara aman.

“Ini meneruskan penelitian sebelumnya dari Israel yang menegaskan apa yang selalu kita ketahui – jenis musik yang salah dapat membuat Anda menjadi pengemudi yang buruk,” kata direktur kebijakan dan penelitian IAM RoadSmart Neil Greig.

“Potensi gangguan dari sumber suara yang berbeda dan suara musik yang cepat adalah hal yang harus diwaspadai oleh semua pengemudi baru,” katanya.

“Memilih musik yang tepat bisa sama pentingnya dengan mengenakan sabuk pengamanan atau memeriksa kaca spion Anda sebelum Anda menyetir,” kata Neil Greig sebagaimana dikutip The Sun.  Sumber : Antara