Jakarta (Metrobali.com)-

Kemari, Senin 25 Februari 2013, Munas VI KPA secara resmi dibuka pelaksanaanya. Acara diawali dengan “Konferensi Ekonomi Politik Agraria” dari pagi hingga sore. Konferensi ini merupakan kegaiatan pra-munas yang diikuti oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari anggota dan jaringan KPA, baik dari pemerintahan maupun non-pemerintahan. Hadir dalam Munas kali ini 90 organisasi rakyat, dan 35 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta sejumlah peninjau. “Suatu keadaan yang cukup menggembirakan, mengingat komposisi berbanding terbalik, dimana mayoritas dari organisasi rakyat,” kata Usep Setiawan, ketua Dewan Nasional, saat membuka acara.

Pada malam harinya, digelar “Reuni Pendiri KPA” yang diikuti oleh tokoh-tokoh gerakan yang pada tahun 1995 mendirikan KPA, seperti Gunawan Wiradi, Noer Fauzi, Maria Ruwiastuti, Agustiana, Dedy Mawardi, Sandra Moniaga, Desmon D Mahesa, Ngurah Karyadi, dan lain sebagainya. Dalam acara reuni ini sekaligus dilangsungkan dialog lintas generasi. Berbagai pengalaman, saling meneguhkan dan merancang langkah ke depan yang digali dari para pendiri KPA, ditempatkan jadi semangat dasar dari pembaruan agraria senjata.

Dalam acara reuni tampil Mukti-Mukti yang menyajikan lagu-lagu Cinta dan Perjuangan. Mukti dikenal sebagai seniaman aktivis dari Bandung yang sejak tahun 1980-an giat menemani para petani dan buruh dalam memperjuangkan hak-haknya di lapangan. Banyak karya Mukti mengisahkan sengketa tanah dan semangat juang dengan bahasa yang begitu lembut tapi sarat makna.

Selain Mukti, juga Yayak “Kencrit” Yatmaka akan menampilkan sejumlah lukisan buah tanggannya. Yayak adalah seniman perupa aktivis yang tiada henti mendokumentasikan gerakan dan perjuangan rakyat di atas kanvasnya. Yayak pernah membuat poster kasus tanah berjudul “Tanah untuk Rakyat” yang membuatnya dimusuhi rezim Orde Baru. Mukti dan Yayak akan menemani “Reuni Pendiri KPA” ini sehingga santai, reflektif dan menyegarkan.

Di ujung acara reuni, dilaksanakan “Pembukaan Munas VI KPA”. Adapun persidangan dalam rangka munas sendiri akan dimulai pada hari Selasa sampai Kamis, 26-28 Februari 2013. Sebagai sesi awal akan disampaikan refleksi dari beberapa narasumber penting yang merupakan pelaku sejarah KPA dari masa ke masa.

Agenda Sidang

Selanjutnya sidang-sidang dalam munas akan membahas dan menetapkan: tata tertib, laporan pertanggungjawaban (Sekretaris Jenderal dan Dewan Nasional), pembagian komisi, perubahan AD/ART, penetapan garis besar haluan program, pengesahan resolusi, penerimaan anggota, dan pemilihan pimpinan baru KPA. Sidang dalam munas akan digelar secara pleno dan komisi-komisi.

Rencananya Munas VI KPA akan ditutup pada hari Kamis, 28 Februari 2013. Munas diharapkan dapat menghasilkan hal-hal yang berguna bagi penguatan dan percepatan reforma agraria di Indonesia. “Semoga pula munas kali ini berhasil memperjelas arah dan esensi serta langkah dalam transformasi gerakan KPA bagi percepatan pelaksanaan pembaruan agraria,” kata Idham Arsyad, Sekretaris Jendral KPA.

Mengutip sepotong kalimat dalam kaos seragam KPA yang dibagikan panitia, mari kita renungkan bahwa: “Tiada Guna Demokrasi Tanpa Reforma Agraria Sejati!”. Selamat bermunas, semoga melahirkan gagasan cemerlang dan ketauladan kepemimpinan bagi rakyat di masa depan. NK-MB