Sidorajo (Metrobali.com)-

Ketua Umum DPP PKB mengajak warga NU-PKB “all out” atau habis-habisan memenangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur pada 29 Agustus mendatang.

“Semua mari turun ke lapangan, waktu tinggal sedikit untuk melihat Jatim lebih baik,” kata Muhaimin saat kampanye akbar pasangan Khofifah-Herman (BerkaH) di GOR Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (24/8)

Muhaimin menegaskan bahwa ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) harus bersatu memperbaiki Jawa Timur. NU sebagai representasi Aswaja harus bangkit bersatu untuk menata Jawa Timur lebih baik lagi.

Muhaimin juga menceritakan pertemuannya dengan salah satu kiai besar yang selama ini getol mendukung pasangan lain.

“Saya bilang, kiai percaya sama saya, kalau warga NU dan panjenengan tidak ikut BerKaH, akan menyesal. Kenapa? Jawabannya adalah sudah terbukti NU hanya dijadikan penonton. Kata Kiai Hasyim hanya dikasih nguing-nguing tok, ngalur ngidul nguing-nguing tok,” katanya.

Muhaimin optimistis peluang Khofifah-Herman untuk menang sangat besar. Namun, dibutuhkan kerja keras untuk mengamankan kemenangan itu agar tidak dicuri orang.

“Khofifah makin dihambat dan diganggu, semakin dicintai rakyat. Khofifah akan menang kalau tidak dicurangi,” katanya.

Rois Syuriah PCNU Jember K.H. Muhyidin Abdusshomad mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama nahdiyin untuk menyatukan tekad memenangkan pasangan BerKaH demi kebaikan bersama.

“Kami mengajak untuk satukan tekad bagaimana Ibu Khofifah bisa berhasil menang dan berkah, karena beliau sebagai gubernur bukan wakilnya, kalau wakil itu hanya ban serep, yang akan dipakai jika ban yang digunakan sudah meletus,” katanya.

Kiai kharismatik ini juga menegaskan saat ini isu pemimpin perempuan tidak patut didukung sudah tidak relevan didengungkan karena Islam sangat menghargai pemimpin perempuan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan.

“Islam sangat menghargai pemimpin perempuan, pemimpin perempuan ada yang disimbolkan sukses dan berhasil, tidak ada salahnya kita warga NU untuk satukan pilihan pada Khofifah,” katanya.

Sementara itu mantan Ketua Umum PBNU K.H. Hasyim Muzadi mengatakan bahwa di belakang KH Muhyidin Abdusshomad banyak kiai sepuh yang senantiasa berzikir, berdoa semoga Allah menurunkan kebenaran di Jawa Timur.

“Karena di dalam pemikiran beliau itu ada saatnya kedzaliman Allah beri kesempatan, dan akan ada saatnya kedzaliman itu Allah potong, Allah hancurkan. Mudah-mudah inilah kesempatan kita dan Allah ijabah doa kita,” katanya.

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al Hilam, Malang itu ada 11 kelompok yang menjalani tirakat, dan ratusan ulama yang berdzikir.

“Semua bergabung dengan tim ini dalam rangka memenangkan Khofifah,” katanya. AN-MB