Mostly Jazz Festival Membuat Sanur Kian Berwarna

Penamilan salah satu band di Mostly Jazz Festival — Membuat Sanur Kian Berwarna

Denpasar (Metrobali.com)-

Perhelatan Sanur Mostly Jazz Festival membuat kawasan pariwisata tepi pantai ini lebih berwarna dan berbeda dari hari biasa, Sabtu (15/7/2017) petang.

Ratusan penonton yang didominasi wisatawan mancanegara menikmati sajian dari para musisi jazz di dua panggung yang ditata apik di pinggir pantai. Satu panggung bernuansa taman dan panggung yang lebih besar berlatar belakang perairan Selat Badung yang eksotik. Penonton pun leluasa menikmati suasana sambil menikmati hidangan dari Griya Santrian Resort.

Pergelaran pada hari kedua dimulai pada pukul 16.30 wita menampilkan Sandy Winarta Trio. Embusan angin pantai seolah berkejaran dengan irama drum yang dipukul ritmik oleh Sandy, musisi kelahiran Denpasar, alumnus Australian Institute of Music, Sydney, Australia danNew School for Jazz and Contemporary Music di Manhattan, New York, AS.

Berikutnya penampilan gitaris Tohpati yang membawakan beberapa komposisi dari album solonya. Sajian musik Tohpati dan band pun membuat romantis senja di Pantai Sanur. Sebagai gitaris andal, Tohpati pernah merilis sejumlah album besama grup seperti Simak Dialog, Halmahera, dan Trisum. Ia juga dikenal melambungkan sederet penyanyi pop Indonesia selama dekade ini.

Musisi Ito Kurdhi yang tampil berikutnya merasa bahagia karena tiga hari sebelumnya meluncurkan album ‘Terbang Melayang’. “Ya, saya bersyukur bisa tampil di ajang ini sekalian untuk memperkenalkan dan promosi album baru,” kata pembetot bass yang pernah tampil di sejumlah festival ini.

Yang membuat suasana festival kian panas adalah kehadiran Sandhy Sondoro. Kelincahan gerak dan kekhasan vokalnya serta lirik yang cocok di kala hati galau, membuat sebagian penonton tak tahan untuk bergoyang. Maka meluncurkan beberapa lagu dari sederet albumnya Why Don’t We (2008), Jazz In The City with Sandhy Sondoro (kompilasi) (2009), Sandhy Sondoro (2010), Find The Way (2012), Vulnerability (2014), Berlin! Berlin! Lck Lieb Dir So Sehr (2016), dan Love Songs (2016).

Gongnya adalah performa gitaris senior Oele Pattiselanno yang menggandeng vokalis jazz Margie Segers. Keduanya kerap tampil bersama mendiang Jack Lesmana pada 1970-an baik di panggung jazz maupun di dapur rekaman. Waktu tampil sejam rasanya masih kurang untuk menyaksikan musikalitas Oele.

Musisi dan penggagas Sanur Mostly Jazz Indra Lesmana sungguh berbahagia bisa menghadirkan para tokoh jazz tanah air dalam festival perdana yang merupakan bagian dari Sanur Village Festival ini. Ia berjanji akan mengawal acara ini menjadi agenda tahunan dan akan memberikan apresiasi para musisi jazz lintasgenerasi.

“Atmosfer Sanur yang sangat cocok dengan audiens jazz membuat saya yakin kawasan ini akan menjadi destinasi musik jazz dan ikut mewarnai perjalanan wisata budaya yang telah berlangsung puluhan tahun,” katanya, Sabtu (15/7/2017) malam.

Musisi I Wayan Balawan yang tampil di hari pertama menambahkan, Sanur dan Ubud sangat cocok untuk mengelar festival jazz yang kelak menjadi oasis di tengah pergaulan internasional warga yang bertahun-tahun berinteraksi dengan berbagai bangsa di dunia. RED-MB