Pil asprin tampak dalam foto di New York, 23 Agustus 2018 (foto: AP Photo/Patric Sison)

Mereka yang bukan penderita penyakit jantung, minum aspirin untuk mencegah serangan jantung dan stroke berisiko untuk mengalami pendarahan otak yang parah hinga risikonya jauh melebihi potensi manfaatnya ujar kajian sebuah penelitian.

Para dokter telah lama menasihati orang dewasa yang belum pernah mengalami serangan jantung atau stroke namun berisiko tinggi untuk mengalaminya untuk minum pil aspirin sehari-hari, sebuah pendekatan yang diketahui sebagai pencegahan utama. Meskipun ada bukti jelas aspirin bermanfaat untuk keperluan ini, banyak dokter dan pasien yang enggan untuk mengikuti saran ini karena adanya risiko yang jarang namun berpotensi untuk menimbulkan pendarahan internal yang mematikan.

Untuk studi yang ada saat ini, para peneliti menguji data dari 13 uji klinis tentang efek aspirin terhadap placebo atau sama sekali tidak diberi pengobatan di lebih dari 134.000 orang dewasa.

Risiko pendarahan otak tergolong langka; minum aspirin dihubungkan dengan dua kasus tambahan dari jenis pendarahan internal untuk setiap 1.000 orang, demikian temuan studi tersebut.

Namun bagaimanapun juga risiko pendarahan tetap 37 perseb lebih tinggi bagi mereka yang mengkonsumsi aspirin dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi obat itu.

“Pendarahan otak menjadi kekhawatiran tersendiri karena kasus itu sangat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi dan kesehatan yang lebih buruk di sepanjang usia,” ujar salah satu penulis studi Dr. Meng Lee dari Chang Gung University College of Medicine di Taiwan.

“Semua temuan ini menunjukkan kekhawatiran terkait konsumsi aspirin dalam dosis rendah pada individu yang tidak memiliki gejala menderita penyakit jantung,” ujar Lee via email.

Konsumsi obat pasca serangan jantung

Untuk mereka yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke, manfaat dari konsumsi aspirin dengan dosis rendah untuk mencegah terjadinya lagi serangan jantung sudah diakui, demikian catatan para peneliti dalam jurnal JAMA Neurology. Namun manfaat aspirin untuk orang yang lebih sehat tidak begitu jelas, dimana risiko pendarahan lebih besar daripada manfaat yang diberikan, demikian tulis tim yang menyusun laporan itu.

Pedoman konsumsi aspirin untuk pencegahan utama penyakit jantung di AS, Eropa, dan Australia telah menyertakan kebutuhan untuk menyeimbangkan potensi manfaatnya dibandingkan risiko pendarahan. Untuk lansia, manfaatnya untuk menyarankan konsumsi aspirin kemungkinan tidak sebanding dengan risiko pendarahan yang lebih besar untuk kelompok usia tersebut dibandingkan mereka yang berusia muda. [ww/ft]

Sumber : VOA Indonesia