MEMBACA

Jembrana (Metrobali.com)-

Minat membaca penduduk Indonesia ternyata masih sangat rendah. Dari data Unesco,  penduduk Indonesia masih dibawah rata-rata negara ASEAN ataupun negara-negara maju dalam urusan membaca buku. Dalam kurun satu tahun, rata-rata penduduk  Indonesia sama sekali tidak membaca buku dan hanya 1 buku yang dibaca. Artinya dari 1000 orang hanya satu orang yang membaca buku.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional RI, Sri Sunarsih, Selasa (10/12) di Gedung Kesenian Bung Karno, Kabupaten Jembrana dihadapan ratusan peserta road show Gemar Membaca di Perpustakaan. Padahal membaca sangatlah penting, khususnya bagi  generasi penerus. Dengan membaca mampu membangun masyarakat yang cerdas, berkualitas, kreatif dan inovatif, memperluas wawasan, menumbuhkembangkan imajinasi dan inovasi dalam meingkatkan kualitas hidup seseorang.  “Budaya membaca bukan hanya di saat pendidikan formal saja, tetapi juga sepanjang hidup” ujarnya.

Merujuk pada data Unesco, penduduk Indonesia masih tergolong rendah dalam hal membaca. Dibandingkan negara ASEAN, yang dalam setahun rata-rata  satu orang membaca 2-3 buku, di Amerika Serikat 20-30 buku dan Jepang antara 10-15 buku pertahunnya. Sedangkan di Indonesia satu orang antara 0-1 buku pertahun.

Salah satu penyebab adalah budaya menonton televisi dan lebih banyak membaca SMS (pesan singkat handphone) atau BBM dan media sosial lainnya. Hal ini tidak terlepas dari masuknya bermacam gadget yang memberikan kemudahan akses. “Mulai sekarang mari kita bangun budaya senang membaca. Bisa lewat perpustakaan di daerah, sekolah dan perpustakaan yang ada di desa, termasuk melalui media elektronik” tandasnya.

Ketua Kelompok Pecinta Sastra Jembrana, IB Dharma Santika Putra, mengaku tidak heran dengan fakta tersebut. Secara sosiologis, masyarakat mengalami loncatan kebudayaan. Berbeda dengan negara-negara di belahan Asia, dimana loncatan kebudayaan ditopang tradisi ke-aksaraan (baca tulis dan berdialog) yang kuat.

“Di Indonesia, budaya membaca terkikis oleh perkembangan media televise. Tapi akan dapat diatasi bila keberadaan perpustakaan dikelola dengan baik” jelasnya.

Turut menghadiri, Wabup Jembrana I Made Kembang Hartawan, Kepala Perpustakaan Provinsi dan Kepala Perpustakaan Daerah Jembrana. MT-MB