Denpasar (Metrobali.com)-

Serangkaian peringatan HUT Kota ke 20, berbagai macam hiburan digelar Pemkot Denpasar. Salah satunya pentas wayang Cengblong yang digelar di Lapangan Lumintang Ahmad Yani Denpasar. Dengan mengambil lakon “Gatot Kaca Parisudha”, ribuan penonton dibuat terpingkal-pingkal oleh dalang Nardayana melalui dua tokoh punakawannya ceng-blong maupun sangut-delem. Tak terkecuali Sekda Rai Iswara beserta seluruh jajaran SKPD ikut menikmati suguhan wayang tersebut, Kamis (2/3).

Sejak pukup 19.00 wita penonton sudah tampak berjubel memenuhi areal Lapangan Lumintang yang biasanya kering dari keramaian. Kesediaan pengunjung untuk berlama-lama di Lapangan Lumintang juga dikarenakan adanya suguhan aneka kuliner dari para pedagang yang dibuka sejak pukul 10 pagi hingga malam hari. Disini penonton bisa memilih jenis makanan yang disukainya mulai dari aneka es cendol, daluman, aneka buah hingga berbagai makanan tradisional seperti; nasi sela, nasi be guling, tipat cantok, sate kakul, tipat blayag dan lain-lain.

Pengunjung tampak makin bersemangat tatkala dalang Nardayana dengan krunya mulai memainkan instrumen-instrumen gamelan sebagai tanda dimulainya pementasan. Dapat diduga ketika pigur-pigur seperti; Sangut-Delem, Merdah-Tualen hingga Ceng dan Blong hadir dengan juk-juknya, penontonpun dibuat terpingkal-pingkal dengan mulut terbuka lebar-lebar tanpa ada yang berani menahannya. Sebuah ketawa yang benar-benar lepas dari segala beban kehidupan yang menghinggapi.

Disinilah rupanya daya magnet yang dimiliki dalang Nardayana dengan wayang cengblongnya, kreatif, inovatif dan kaya dengan juk-juk berbau kekinian. Mengambil lakon berjudul “Gatot Kaca Parisuda” dimana diceritakan Gatot Kaca yang merupakan putra dari sang Bima dengan ibu Diah Adimbi seorang keturunan raksasa tanpa disadari telah memiliki kesaktian yang luar biasa berkat anugrah dari Betara Siwa. Akibat anugrah tersebut, Gatot Kaca yang memiliki kemampuan terbang, saat berada di Swarga Loka tak satupun para Dewa mampu mengalahkannya. Hingga akhirnya para Dewa menyadari bahwa kesaktian tersebut diperoleh dari Batara Siwa. Ditengah-tengah alur cerita, Nardayana juga tak lupa menyisipkan pesan-pesan yang bersifat himbauan ataupun ajakan seperti; Layanan Pemerintah dengan Sewaka Dharma, kasus kekerasan (KDRT), bagaimana menjaga keutuhan rumah tangga, kebersihan (cara penanganan sampah yang benar), bahaya demam berdarah (DB), rabies hingga bahaya narkoba. Setelah hampir 2,5 jam berlalu pementasanpun diakhiri dengan bertemunya Gatot Kaca dengan orang tuanya Bima dan Diah Adimbi. (Sdn.Hms.Dps.)