Denpasar (Metrobali.com)-

 

Puluhan ribu massa dengan mengenakan kaus merah, Minggu pagi,  (5/5) berjejal di lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar. Dengan penuh semangat , mereka berjalan kaki mengitari kawasan pusat pemerintahan Bali ini.

 

 Kehadiran Jokowi bersama AA Puspayoga menjadi pemompa semangat. Yel-yel dan dukungan terus bergema untuk memastikan kemenangan pasangan Puspayoga-Sukrawan (PAS)  pada Pilkada Bali 15 Mei nanti. Jokowi sendiri percaya, Puspayoga akan membawa Bali ke arah yang lebih baik. “PAS itu pasangan yang serasi. Sederhana, merakyat  dan programnya jelas,” tegasnya Gubernur DKI Jakarta ini

 

 Program PAS dengan misi utama mempercepat pemerataan Bali, mengembangkan seni budaya dan memperkuat Desa Pekraman merupakan jawaban kongkrit atas situasi Bali saat ini. Pemerataan untuk mencegah kesenjangan ekonomi makin melebar dan menimbulkan masalah sosial dan lingkungan, sedangkan dua program lainnya adalah untuk menjaga agar Bali tetap eksis di tengah gelombang globalisasi. “Kalau salah memilih pemimpin, identitas Bali bisa tergerus oleh pengaruh luar,” tegas Jokowi.

 

 Bagi para pendukung PAS, kehadiran Jokowi memastikan adanya harapan bahwa Bali akan mendapat pemimpin yang lebih baik. Yakni, pemimpin yang mau mendengar dan turun ke masyarakat dan  mencermati masalah di lapangan. Bukannnya pemimpin yang lebih suka berada di kantor dan lebih suka bergaul dengan para investor.

 

 Selain kehadiran Jokowi, acara jalan santai juga dimeriahkan oleh penampilan artis-artis muda Bali yang masing-masing menciptakan lagu bagi pasangan PAS. Mereka adalah Ray Peni dan  Mr Botax dengan lagu “Pas untuk Bali”  serta Gana Idol yang menciptakan lagu khusus berjudul “Satria dan Kutu Loncat”. Kesempatan yang diberikan pada para musisi muda itu menunjukkan, pasangan PAS juga sangat cocok dengan aspirasi kaum muda yang menginginkan Bali sebagai “Pulau Kreatif”.

 

 Menurut Gana Idol, lagu yang diciptakannya bukanlah untuk menyindir seorang politisi tertentu yang suka berpindah-pindah partai untuk mengejar kekuasaan. “Lagu itu karena melihat sosok Puspayoga yang setia berjuang dan tak mengejar jabatan,” tegasnya. Kesetiaan itu, kata dia, merupakan penanda bahwa seorang pemimpin harus berjiwa satria. “Rakyat Bali jelas membutuhkan sosok semacam itu,” tegasnya. RED-M