Menteri Susi Pudjiastuti Tak Dipercaya Rakyat Bali
”Sekitar 80 ribu rakyat Bali tumpah ruah dengan membawa simbol-simbol perlawanan menolak Reklamasi Teluk Benoa”
Denpasar (Metrobali.com)-
Perlawanan rakyat Bali terhadap penolak reklamasi Teluk Benoa semakin membesar, walaupun Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hingga batas waktu 14 Juli tak memberikan sikap terhadap pengajuan perpanjangan ijin lokasi Teluk Benoa yang diajukan PT TWBI. Minggu (17/7) sekitar 80 ribu rakyat dari penjuru tanah Bali tumpah ruah, hadir bersolidaritas di deklarasi Desa Adat Pekraman Sanur, Intaran dan Penyaringan.
Simbol-simbol perlawanan dikibarkan, suara perlawanan terus dikumandangkan puluhan ribu rakyat Bali. Massa mulai bergerak dari tempat berkumpul di Desa Adat Intaran pukul 14.30 Wita. Kemudian berjalan perlahan-lahan dengan membawa panji-panji dan juga meneriakkan yel-yel tolak reklamasi Teluk Benoa, Batalkan Perpres 51 tahun 2014 menuju Catus Pata Desa Adat Sanur. Dalam long march menuju Catus Pata Desa Adat Sanur, massa membentangkan lelancing dan kain putih, merah, hitam (tridatu) sepanjang 70 meter. Dua kain sepanjang 70 meter tersebut merupakan lambang luas wilayah yang akan direklamasi pihak PT TWBI dengan luas 700 hektar.
Tiba di Catus Pata Desa Adat Sanur, puluhan ribu rakyat Bali melakukan aksi pemblokiran jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai. Kesempatan orasi pertama disampaikan oleh Bendesa Adat Intaran, I Gusti Kompyang Raka. Diatas mobil komando pihaknya menyatakan, sikap penolakan reklamasi Teluk Benoa berdasarkan paruman Desa Adat Intaran. Pun dirinya menyerukan, reklamasi Teluk Benoa harus segera dihentikan dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mencabut Perpres Nomor 51 Tahun 2014 yang dikeluarkan Mantan Presiden Soesilo Bambang Yudoyono.
“Teluk benoa adalah kawasan konservasi dan kawasan suci, tidak ada yang boleh mengutak atik kawasan tersebut. Kami desa adat Intaran atas paruman menolak dengan tegas menyatakan reklamasi tolak reklamasi,” serunya dihadapan puluhan ribu rakyat Bali.
Selanjutnya orasi dilakukan oleh Bendasa Adat Sanur, Ida Bagus Paramartha yang kembali menyerukan, bahwa kawasan Teluk Benoa harus dilindungi karena merupakan kawasan suci bagi umat Hindu. Tak hanya itu, dirinya menyatakan Sanur sebagai kawasan pesisir akan sangat terdampak jika reklamasi dilaksanakan. Mengingat sejarah reklamasi Pulau Serangan, kawasan pesisir Sanur menjadi rusak. “Kami warga Sanur menyerukan perlawanan terhadap Reklamasi Teluk Beno. Kami tidak ingin kawasan pantai Sanur rusak dan itu sudah terjadi saat reklamasi Pulau Serangan. Tidak ada kata selain wajib menolak reklamasi Teluk Benoa,” ujarnya berapi-api.
Giliran Bendasa adat Penyaringan Made Purna Wirasa melakukan orasi. Di bawah kibaran panji-panji perlawanan, dirinya mengatakan Desa Adat Penyaringan telah menggelar paruman Desa pada 12 Mei 2016 dan tegas bersikap menolak reklamasi Teluk Benoa. “Apa yang terjadi sekarang ini adalah bentuk perlawanan Rakyat Bali untuk menjaga tanah kelahirannya dari tangan Investor. Kami Desa Adat Penyaringan akan selalu berada di garda terdepan melakukan perlawanan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa,” tegasnya disambut riuh teriakan tolak reklamasi puluhan ribu massa.
Usai deklarasi. Aksi ini pun berlanjut dengan orasi dari perwakilan Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Di Awali oleh Bendesa Adat Renon. Ia menegaskan, jika ada yang mengatakan bahwa Teluk Benoa bukan kawasan suci karena kotor, Bendesa meminta agar yang bersangkutan untuk belajar agama lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bendesa Adat Kuta, Nyoman Swarsa dalam orasinya. Ia menekankan, Teluk Benoa adalah kawasan suci. Dan Desa Sanur merupakan salah satu desa yang sangat terdampak jika reklamasi Teluk Benoa dipaksakan. “Pemimpin Bali harus tahu inilah perlawanan rakyat Bali. Desa Sanur sebagai kawasan pesisir harus diingat merupakan awal sejarah perlawanan rakyat Bali. Disinilah kita berkumpul dan terus menggelorakan perlawanan dan menjaga kawasan suci Teluk Benoa,” ujarnya.
Diketahui sebelumnya, ada 38 Desa Adat di seluruh Bali yang tergabung dalam Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Data yang disampaikan pun, total ada 83.000 KK yang tergabung didalamnya. Sehingga dapat dinyatakan ada 300.000 jiwa yang siap puputan (perang habis-habisan) untuk menolak rekkamasi Teluk Benoa.
Orasi selanjutnya dilakukan oleh Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Rekkamasi Teluk Benoa (ForBALI), Wayan Gendo Suardana yang membakar semangat massa aksi. “Tidak ada jalan lain selain puputan jika pemerintah memaksakan kehendak investor untuk mereklamasi Teluk Benoa. Menteri Susi Pudjiastuti sudah tidak berpihak kepada Rakyat Bali. Sampai batas waktu perpanjangan ijin lokasi yang diajukan PT TWBI, Susi tak bersikap dan otomatis perpanjangan ijin lokasi bertambah dua tahun lagi,” tegasnya.
Pun dikatakan pria yang akrab disapa Gendo, dengan tidak dijawabnya perpanjangan ijin lokasi reklamasi Teluk Benoa yang otomatis meloloskan perpanjangan selama 2 tahun kedepan, kini rakyat Bali sudah tidak percaya kepada menteri Susi Pudjiastuti. Namun perjuangan selama 4 tahun tidak akan berhenti hanya karena menteri Susi enggan bersikap dan berharap Presiden Jokowi membatalkan Perpres Nomor 51 tahun 2014. “Rakyat Bali sudah tidak percaya lagi kepada Menteri Susi. Dia sudah tidak memihak kepada rakyat Bali dan memilih tidak bersikap. Perlawanan akan terus kita kumandangkan sampai titik darah penghabisan. Jika negara diam, maka rakyat yang akan menentukan sikapnya terhadap reklamasi Teluk Beno,” tegasnya.
Untuk itu, Gendo mengajak puluhan ribu massa untuk terus melakukan perlawanan dan menyerukan puputan jika pemerintah diam. “Tidak ada pilihan lain selain kita puputan, puputan dan puputan Teluk Benoa,” tegasnya berapi-api diatas mobil komando dan disambut teriakan puputan puluhan ribu rakyat Bali.
Usai berorasi di Catus Pata Desa Sanur, massa pun kembali long march ke pantai segera. Di Pantai Segera, nyanyian perlawanan dikumandangkan oleh band reggae Joni Agung & Double T, Suicidal Sinatra, Navicula dan Superman Is Dead. Empat band besar kembali membakar semangat puluhan ribu rakyat Bali melalui langgam-langgam perlawanan. RED-MB
29 Komentar
ngk smua rakyat bali itu, ada yg pro ada yg kontra, itu cm efek kalah pilgub sj utk melampiaskan unek2nya, ada yg pingin jd cagub berikutnya, ada yg sok2an, ada yg belog ajum krn sdh khabisan lahan di kontrakan dan dijual, skrg sok peduli bali dg pura2 ikut demo,,, wkwkwkwk,,,
Memang benar tdk semua rakyat bali.. kmi adalah rakyat bali selatan yg berdampak paling awal akibat reklamasi.. 70 ttik suci di area yg rencana di reklamasi adalah area suci yg harus kami jaga.
Masih ada wilayah lain di belahan Bali lain nya untuk buat pulau baru juga untuk pemerataan.. silahkan di pilih..asalkan bukan di telok benoa.
Kalah pilgub? Mubgkin anda kurang picnik, anda tidak pernah mersakan sakit hati nasib para nelayan rumahnya di urug dan anda salah satu orang yg tak punya kepercayaan,
Kalau di bilang karena kalah pilgub kenapa pdip tak bersuara bro justru ketumnya bilang hanya segelintir mikir
kan dalangnya sll pke topeng,,
Jgn lebay nae bro…yg ikut aksi memang banyak, tp kalo ditulis 80rb jumlahnya malah buat jadi gak percaya…jadi gak serius menyajikan berita, lebih seperti propaganda.
Rakyat bali yg mana….jangan hanya isu reklamasi tanjung benoa di jadikannnya…tapi seluruh rakyat indonesia senang dan bangga dg menteri s5atu ini
Seluruh indonesia? Buktinya masalah menanggapi ijin tentang ibu pertiwi kami menteri susi cuek,membuat rajyat bali kecewa, sudah tidak bangga lagi
Eforia teman2 utk tolak reklamasi itu bagus, namun jangan menuhin lajur jalan saat berkendara menuju tempat deklarasi
Itu eforia? Waktu anda memang tersita sementara, jika reklmasi terjadi, itu damfaknya selamanya
Mengapa harus bali selatan ? Bali selatan sudah sumpek oleh pmbangunan pariwisata. Justru saya mendukung pemerataan pembangunan di seluruh bali, bali utara, timur dan barat. Saya orang bali selatan Tolak Reklamasi…!!!
Lebay…..kok maaf ya jangan jadikan desa adat sbg bayang2 gendo suardana dgn forbalinya, walaupun aspirasi sama…..ini perjuangan beberapa desa adat dgn rakyat adatnya, bukan gendo dgn forbalinya….dan juga perjuangan ini jgn sampai krn takut “disaingi”oleh distinasi baru teluk benoa maka ikut2an.jgn juga krn ada ormas dibelakang….
semua desa adat yg menolak adalah rakyat desa adat itu sendiri….kenken kaden.
kedok doank desa adat,, di blkng itu siapa,,hehe
ok ok…siap! murni perjuangan rakyat bali yang menolak selamat berjuang sebaiknya ke pusat temui menteri susi, krn bola ada ditangan menteri kelautan
Kalo gak tau apa2 mending diam ! Berapa kali pasubayan desa adat sudah ke jakarta…apa anda tahu ? Ke kementrian KKP ke Presiden…anda tahu ?
Sudah jelas proyek itu membohongi kami rakyat bali..
Awalnya mereka mmbuat jalan tol alasan agar mncegah macet..
Kemudian membuat kajian dng merevitalisasi teluk benoa dng membodohi kami alasan memperbaiki mangroof dan perairan teluk benoa…
Dan kemudian barulah terungkap ternyata mereka ingin mengurug seakan mereklamasi teluk benoa seluar 700hektar yg seakan mau dibuat pulau baru…
Ini yg menyebabkan kesadaran kami knp gampangnya mereka di bodohi seakan mau menjual teluk benoa seakan ntk kepentingan pribadi..
Selaginya membuat peraturan peraturan…
Saat ini kami merasa dijajah oleh negara sendiri…
Mereka tidak pikirkan dampak yg akan terjadi…
Bayangkan 700hektar di urug..
Ingat kami percaya dng alam..
Alam adalah kita..
Kita harus mnjaga agar alam tidak marah…
Tolak reklamasi berkedok revitalisasi teluk benoa..
klo terkikis mau hbs tu daratan gmn, knp airport di reklamasi tdk demo???? hahaha,,mau sj dibodohin maklar demo gondong,,,
Saya sebagai warga Bali yang telah hidup lebih dari 25 tahun dibali akan mendukung penuh perjuangan For Bali! Kita tolak dijajah investor luar yg tidak bertanggung jawab!
kita dukung desa adat tolak reklamasi teluk benoa, krn kita rakyat adat bali yang menolak…
Tyang Nak Buleleng udah hampir 40tahun lebih kerja dan cari makan di Bali Selatan. Smoga segera terjadi pemerataan pembangunan/lapangan pekerjaan bukan cuma di Bali selatan aja sehingga kami tidak perlu merantau lagi….astungkara anak cucu tyang bisa jadi tuan rumah di kampung sendiri…swaha#Bangunbaliutarajuga
kaki dadonge kundn dadi investor,,mare je merata smpe ke puncak gunung agung pembangunane,,,
Kenapa tidak menggugat aja ,spt apa yg dilakukan masyarakat di jakarta terhadap reklamasi teluk G shg ada kepastian hukum
cba yg demo2 ini tiap minggu bersih2 di teluk benoa kn bagus tho drpd bkin jlnan macet dan cm koar2 doank,,,yg untung semeton2 dauh tukad dgng bakso n dng es,,,
Astungkara perjuangan kami berhasil dan di lindungi oleh para leluhur sesuunan, astungkara orang yg pendek akal cepat mati, anda tidak tau kalo anda sudah melecehkan bali, melecehkan orang bali, anda dimana? Ini ibu pertiwi kami ini rumah kami, dan kami bukan turis disini, saya hidup dan besar bisa sekolah tinggi karena petani, karena nelayan, kami tidak perlu pariwisa yg blunder menghancurkan bali kami, tolak reklamasi tolak di bodohi, dan kami tidak akan pernah menyerah, cuma 1 orang yg tidak punya hati nurani seperi sari ini, kami tidak akan surut bahkan kami akan berlipat ganda, ingat anda dimana, astungkara nugraha
Ciee sari… Hetters banget
Wkwkwkwk
Sari ape tawang ci e? Kacung bangsat. Matiang iban ci sundel
Hati2 gerakan tolak reklamasi Teluk benoa ditunggangi ForBali sebab tidak lama lagi lsm tsb diubah menjadi ForBali 1 untuk kepentingan pilgub. Jangan demo di Bali tapi langsung di depan istana presiden sebab kuncinya ada pada pencabutan perpres 51 th 2014.
Sari oh sari…maaf ya saya tetep tolak reklamasi walau rumah saya jauh dari lokasi tapi saya cinta BALI saya harus lindungi bali dari orang serakah.maaf ya sari