Gianyar (Metrobali.com)-

Menteri Agama Suryadharma Ali membuka secara resmi “World Hindu Summit” atau Konferensi Tingkat Tinggi Hindu se-Dunia kedua di Pura Samuan Tiga, Gianyar, Kamis (13/6).

“Acara ini menjadi wujud bahwa tokoh dan umat beragama, khususnya Hindu memiliki perhatian yang begitu besar bagi terwujudnya masyarakat yang harmoni, damai, sekaligus sejahtera,” katanya saat menyampaikan sambutan pada acara itu.

Suryadharma Ali membuka Pertemuan Tokoh Hindu Dunia itu ditandai dengan pemukulan gong sebanyak lima kali.

Ia didampingi oleh Dirjen Bimas Hindu Yudha Triguna, Kadisbud Provinsi Bali Ketut Suastika, Ketua PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma, Bupati Gianyar Anak Agung Bharata, Ketua Dharma Adyaksa PHDI Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa serta panitia WHS kedua Prof Dr Made Bhakta dan Dr I Gde Made Sadguna.

Melalui pertemuan tokoh Hindu Dunia itu, ia berharap dapat mempererat hubungan, kerja sama serta menjadi wahana bertukar informasi umat Hindu dari berbagai negara. “Umat Hindu tentu harus menjadi warga dunia yang rukun dan damai tidak hanya pada sesama pemeluk agama Hindu, juga kepada umat lainnya,” ujarnya.

Menurut dia, kedamaian dan kerukunan menjadi salah satu agenda penting dari NKRI, karena tanpa hal tersebut bangsa Indonesia tidak bisa berkontribusi bagi kedamaian dunia.

Oleh karena itu ia mengajak pimpinan umat Hindu supaya bisa bekerja sama dengan pemerintah dalam menghadapi berbagai krisis tranformasi moral, mental dan spiritual yang terjadi sehingga dapat terwujud tatanan yang berkeadaban.

“Selain pembinaan keagamaan, saya harapkan umat Hindu juga dapat memahami kemajemukan, peduli pada permasalahan sosial dan menghormati simbol-simbol keagamaan. Intinya umat beragama harus terus membangun harmoni dalam kehidupan,” katanya.

Sementara itu Ketua PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma berharap dengan penyelenggaraan WHS kedua ini, para delegasi dari 21 negara yang sudah mewakili kelima benua di dunia dapat mendeklarasikan terbentuknya World Hindu Parisad (WHP) dan World Hindu Center (WHC) yang dapat menjadi tonggak sejarah baru bagi umat Hindu.

“WHP ini menjadi organisasi yang akan memayungi semua umat Hindu di dunia dan juga bisa menyuarakan secara resmi aspirasi umat Hindu di PBB. Setelah World Hindu Federation di Nepal bubar belasan tahun lalu karena rezim komunis, sekarang lembaga-lembaga Hindu di berbagai negara terkesan berjalan sendiri-sendiri dan tidak mempunyai organisasi yang resmi dapat menyuarakan kepentingan Hindu di tingkat dunia,” katanya.

Sejumlah rancangan agenda kegiatan pun, jelas dia, sudah disusun jika dalam WHS ini disetujui pengesahan dan pendeklarasian WHP dan WHC. “Tentu kami tidak bisa terlalu memengaruhi mereka untuk menyetujui karena yang hadir ini merupakan orang-orang suci yang dihormati,” ujarnya.

Ketua Organizing Committee WHS 2013 Dr I Gde Made Sadguna menambahkan organisasi yang terbentuk nanti bukan hanya menjadi lembaga kajian yang merangkul kaum intelektual, para pakar, ilmuwan dan praktisi Hindu dari berbagai keahlian dan disiplin ilmu, namun dirancang mampu merumuskan solisi untuk ditawarkan kepada berbagai organisasi Hindu di dunia.

Pembukaan sengaja digelar di Pura Samuan Tiga, kata dia, karena didasarkan pertimbangan spirit Mpu Kuturan 1.000 tahun lalu ketika menyatukan berbagai sekte Hindu yang ada di Bali.

“Diharapkan spirit ini akan bangkit kembali untuk mempersatukan umat Hindu dunia sehingga benar-benar mencapai persatuan dan menjawab berbagai tantangan zaman saat ini dan masa depan,” katanya.

Para tokoh Hindu dunia dan perwakilan PHDI dari 33 provinsi yang hadir pada acara tersebut juga disuguhkan berbagai pementasan tari dan diisi dengan persembahyangan bersama. INT-MB