chatib basri

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam RAPBN 2015 sebesar 5,6 persen sudah optimistis dan sesuai dengan perkembangan ekonomi global 2015.

“Pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, karena situasi global mulai membaik,” kata Menkeu dalam konferensi pers pokok-pokok kebijakan fiskal dan postur RAPBN 2015 yang dihadiri para menteri terkait bidang ekonomi di Jakarta, Jumat (15/8).

Menkeu menjelaskan asumsi pertumbuhan ekonomi ini akan menjadi landasan pembahasan RAPBN 2015 yang segera dilakukan antara pemerintah dengan DPR dalam masa transisi, sebelum peralihan kepada pemerintahan baru.

“RAPBN ini disusun kerangka asumsi makro yang konservatif, agar memberikan ruang bagi pemerintahan baru, untuk menaikkan ‘growthnya’ dalam APBN perubahan. Nanti dibuka pertumbuhan kisaran 5,5 persen-6 persen, ‘adjustment’ untuk pemerintahan baru,” ujarnya.

Menkeu memastikan RAPBN 2015 memberikan ruang gerak bagi pemerintahan baru untuk melaksanakan program sesuai visi dan misi yang direncanakan, sehingga hanya berupa “baseline budget” untuk kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Perekonomian global diperkirakan membaik karena dampak penurunan kinerja ekonomi global yang terjadi pada awal 2014 diperkirakan hanya sementara. Selain itu, perbaikan ekonomi negara maju seiring berlanjutnya stimulus moneter ikut mendukung pemulihan ekonomi global.

Namun, potensi risiko masih tetap ada dan perlu diwaspadai, khususnya terkait dengan peningkatan risiko geopolitik yang dapat menaikkan harga minyak, perlambatan ekonomi Tiongkok serta normalisasi kebijakan dari Bank Senral AS (The Fed).

Dengan kondisi tersebut, pemerintah menetapkan asumsi makro lainnya seperti inflasi 4,4 persen, suku bunga SPN 3 bulan 6,2 persen, nilai tukar rupiah Rp11.900 per dolar AS, harga ICP minyak 105 dolar AS per barel, lifting minyak 845 ribu barel per hari dan lifting gas 1.248 ribu barel setara minyak per hari.

Berdasarkan basis kebijakan fiskal dan asumsi dasar makro tersebut, maka pendapatan negara direncanakan mencapai Rp1.762,3 triliun dan belanja negara Rp2.019,9 triliun, sehingga defisit anggaran 2015 diproyeksikan sebesar Rp257,6 triliun atau 2,32 persen terhadap PDB.

Dari pendapatan negara tersebut, penerimaan perpajakan ditargetkan mencapai Rp1.370,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak diupayakan sebesar Rp388 triliun dan penerimaan hibah ditargetkan sebesar Rp3,4 triliun.

Sementara dari belanja negara, untuk pagu belanja pemerintah ditetapkan Rp1.379,9 triliun serta pagu anggaran transfer ke daerah dan dana desa senilai Rp640 triliun. Sedangkan, pemerintah menargetkan pembiayaan dalam negeri untuk menutup defisit sebesar Rp281,4 triliun dan pembiayaan luar negeri negatif Rp23,8 triliun. AN-MB