jokowi-sebut-megawati-sudah-punya-jawaban-soal-capres-pdip

 “Saya sudah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan ibu Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan,” kata Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat.

Warga yang mendengarkan pernyataan tersebut menyambutnya dengan tepuk tangan meriah sambil mengucapkan, “Alhamdulillah”.

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya siap melaksanakan amanat itu,” ucap Jokowi.

Pernyataan tersebut disampaikannya secara langsung di hadapan warga sekitar pukul 14.50 WIB.

Setelah menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi capres, dia pun mencium bendera merah putih yang ada dibelakangnya.

Demikian reportase wartawati Antara Rr Cornea Khairany yang turut dalam acara “blusukan” Jokowi ke Marunda.

Pencapresan Jokowi yang dilaksanakan mendekati kampanye legislatif telah menenggelamkan spekulasi siapa yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sekaligus menabalkan ramalan-ramalan analis selama ini.

Potret Satu Warna Para analis sebelumnya telah memotret daya tarik mantan Wali Kota Solo tersebut. Jokowi, hampir di seluruh survei yang diadakan, memperoleh suara posistif, nomer satu.

Survei Indo Barometer yang dirilis Maret 2014, menempatkan Jokowi di atas 41,7 persen jauh dari pesaingnya. Pesaing terdekat Ketua Dewan Pembina Gerindra hanya mampu di sekitaran 22 persen.

Sementara siapapun pasangan Jokowi sebagai calon wakil presiden, dalam survei tersebut juga menunjukan positif, selalu nomor satu, dan jauh meninggalkan pasangan capres lainnya.

Jokowi berpasangan dengan Puan Maharani (Putri Megawati) misalnya, mampu meraih 31,6 persen jauh meninggalkan pasangan kedua Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang meraih 20,2 persen.

Jokowi dengan Prananda Prabowo (putra Megawati), mampu meraih 30,8 persen jauh melampaui Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 19,8 persen.

Jokowi-Hatta Rajasa meraih 34,3 persen meninggalkan Prabowo Subianto-Pramono Edhie Wibowo 15,4 persen. Sementara kalau dipasangkan dengan Jusuf kalla, pasangan tersebut meraih 36 persen, dua kali lebih dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 17,6 persen.

Seperti ungkapan populer pengamat politik Fachry Alie pada 2013 dalam diskusi antara demojrasi voting dan demokrasi kerakyatan seperti dikutip dari Kompas.com, “Jokowi itu dipasangkan dengan sandal jepit juga menang.” Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia juga mendapati Jokowi memiliki nilai tertinggi indeks kepamimpinan di mata masyarakat.

Di semua dimensi indeks kepemimpinan yang ditanyakan kepada responden terhadap 12 tokoh, Jokowi mengalahkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Ia juga mengalahkan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Suryadharama Ali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj.

Jokowi memperoleh nilai di atas 7 terhadap 10 dimensi kepemimpinan mulai dari visioner, kepemimpinan, intelektualitas, ketrampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, ketegasan, penampilan, integritas moral dan empati sosial.

Jokowi Efek Fenomena Jokowi, menurut sejumlah lembaga survei juga dinikmati oleh partainya, PDIP. Jokowi diperkirakan akan mengatrol perolehan suara partai berlambang banteng tersebut.

Hal ini, oleh sejumlah kalangan disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap tokoh jauh lebih tinggi dibandingkan partai politik.

“Jadi tokoh yang akan diajukan akan dilihat oleh masyarakat, dan tidak peduli partainya, ini juga yang menerangkan kemenangan Demokrat pada 2009, karena melihat SBY,” kata Pengamat Universiatas Islam Negeri Jakarta Burhanuddin Muhtadi.

Jokowi efek setidaknya telah dirasakan sejak Wali Kota Solo tersebut melejit dan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Fenomen Jokowi tersebut juga digunakan untuk meraih suara oleh sejumlah kandidat kepala daerah dari PDIP.

Meski sejumlah kepala daerah dari PDIP gagal memenangkan pertarungan, namun fenomena Jokowi tersebut menurut Lembaga Survei Nasional justru mengatrol elektabilitas partai berlambang banteng tersebut.

Hasilnya, survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional pada Maret 2103 lalu, mendapati PDIP meraih urutan pertama.

PDIP mampu meraih 20,5 persen suara responden, mengalahkan Partai Golkar yang pada waktu itu sebesar 19,2 persen. Survei-survei yang dilakukan terhadap parpol sebelumnya, jarang menempatkan PDIP menembus 20 persen suara.

Peneliti LSN Dipa Pradipta kala itu mengatakan, raihan PDIP dalam survei tersebut didorong oleh fenomena Jokowi.

“Faktor internal lain yang membuat elektabilitas PDIP di atas adalah Jokowi ‘effect’ (efek Jokowi), sebanyak 9,5 persen responden mengaku memilih karena Jokowi. Faktor Megawati justru hanya dijadikan alasan 7,1 persen. PDI telah menemukan ikon baru yang menggairahkan kader,” katanya.

Efek Jokowi tidak berhenti. Survei-survei yang dilaksanakan kemudian juga mereka-reka dampak bila Jokowi dicapreskan.

Survei Cirus Surveyor Group dalam jajak pendapat yang digelarnya pada Maret 2014 ini, mendapati pencapresan Jokowi mampu mengatrol PDIP mencapai 30 persen suara responden.

Menurut Direktur Eksekutif Cirus Surveyor Group Andrinof Chaniago saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Minggu (16/3), 10 persen suara responden tersebut disumbang oleh pencapresan Jokowi.

Jokowi mampu menarik lima persen golput untuk memilih. Sementara lima persen sisanya berasal dari partai lain.

Melihat fenomena tersebut, PDIP tampaknya ingin berbaik sangka dengan mengoperasikan efek Jokowi dalam pemilihan legislatif melalui pencapresan mantan Walikota Solo tersebut sebelum kampanye. AN-MB