Pulau Bacan

Jakarta (Metrobali.com)-

Salehudin (39), seorang nelayan, baru saja turun dari kapal kayu yang merapat di salah satu pantai di Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Dia bersama empat orang kawannya melaut untuk menangkap ikan di sekitar Pulau Bacan yang diketahui memiliki potensi perikanan melimpah.

“Hari ini hasil tangkapan ikan lumayan. Kalau dijual diperkirakan bisa mencapai sepuluh jutaan,” kata Salehudin yang sejak kecil sudah diajak ayahnya menjadi nelayan.

Dia mengaku menjadi nelayan karena memang merasa sudah menjadi darah dagingnya sehingga tidak berkeinginan sekolah tinggi saat masih kecil.

Bupati Halmahera Selatan Muhammad Kasuba mengatakan, penduduk Pulau Bacan saat ini sekitar 250 ribu orang dan sebanyak 96 persen di antaranya adalah nelayan.

Menurutnya, nelayan sudah menjadi pekerjaan turun-temurun bagi masyarakat Pulau Bacan sehingga perikanan merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat di pulau itu.

“Masyarakt Pulau Bacang memang mengandalkan hasil perikanan sehingga tak aneh jika dikatakan pulau itu sebagai penghasil terbesar perikanan di Maluku Utara,” kata Kasuba. Ia mengatakan potensi perikanan di Bacan bisa mencapai 1.000 ton per tahun dan masih bisa ditingkatkan.

Sekalipun memiliki potensi perikanan yang besar, diakuinya, masih belum dapat dioptimalkan mengingat berbagai fasilitas belum terlalu banyak tersedia, seperti tidak tersedianya pabrik es batu yang berguna untuk menyimpan ikan agar tetap segar dan beku.

Melihat potensi yang sangat besar itu Menteri BUMN Dahlan Iskan ingin menjadikan Pulau Bacan sebagai pusat perikanan ke lima terbesar di Indonesia timur mengingat potensi hasil lautnya melimpah namun belum mampu dioptimalkan.

“Bacan saya dengar memiliki potensi perikanan yang luar biasa. Untuk itu perlu kita kembangkan agar bisa memberi keuntungan bagi nelayan setempat,” kata Dahlan saat meresmikan Pabrik Es PT. Perikanan Nusantara (Persero) di Bacan, Jumat (29/8).

Menurut Dahlan, Bacan akan dikembangkan sebagai pusat perikanan di Indonesia timur setelah Bitung, Ambon, Benoa, dan Sorong. Kelima daerah itu, selama ini memang sudah dikenal sebagai pusat penangkapan ikan besar di Indonesia timur sehingga akan terus didorong.

Untuk mendukung kemajuan sektor perikanan di Bacan, pihaknya sudah minta kepada direksi PT Perikanan Nusantara membangun pabrik es batu untuk membantu nelayan.

“Dengan adanya pabrik es batu ini diharapkan ikan tangkapan nelayan tetap segar sehingga memiliki nilai jual tinggi,” katanya.

Dahlan mengatakan, siap membantu dan mendukung nelayan di Bacan untuk mengoptimalkan hasil tangkapan termasuk akan menyiapkan kapal yang lebih modern.

Dikatakan menteri, nelayan nanti juga akan dibekali dengan teknologi canggih sehingga dapat menentukan di mana lokasi tangkapan yang banyak ikannya.

“Dengan adanya teknologi itu nelayan bisa berlayar ke lokasi yang banyak ikan. Jangan seperti sekarang nelayan berlayar tapi ke lokasi yang ikannya sedikit,” kata Dahlan.

Tak berikan uang Ia sadar bahwa menghidupkan sektor perikanan di Bacan tak akan semudah membalik telapak tangan, karena banyak tantangan yang harus dihadapi. “Kita ingin Bacan yang terbesar nanti. Saya tahu tidak ada listrik di sana, tidak ada pabrik es, makanya kita hidupkan,” kata menteri.

“Sentra perikanan di Indonesia itu nantinya ditujukan untuk pasar ekspor. Tujuan ekspor yang biasa dituju yaitu Hong Kong dan Jepang. Lalu kapan hal itu akan terwujud? “Enam bulan waktunya,” kata Dahlan.

Dia juga berharap seandainya dirinya tidak lagi menjadi menteri, pemerintahan mendatang diharapkan bisa terus menjadikan daerah itu sebagai sentra perikanan besar di wilayah Indonesia timur.

“Walaupun saya nanti tak terpilih jadi menteri lagi tapi melalui perusahaan yang saya miliki akan saya upayakan maju sebagai sentra perikanan,” kata Dahlan yang disambut tepuk tangan seratusan warga yang hadir.

Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) Abdussalam Konstituanto, mengatakan pabrik es berkapasitas 20 ton per hari itu merupakan upaya persero untuk mendukung nelayan setempat pascapenangkapan ikan.

Pabrik es tersebut, sebenarnya bukan pabrik baru tapi menghidupkan kembali setelah tak beroperasi saat kerusuhan 2008.

Perseroan menilai Bacan akan bisa menjadi pusat perikanan andal di Indonesia timur selain empat yang sudah ada.

“Kita tentu akan terus mengembangkan wilayah ini menjadi tempat penangkapan ikan modern dan maju. Sekalipun memang butuh waktu untuk itu,” katanya.

Abdussalam Konstituanto, mengatakan perusahaan akan menggarap kembali potensi perikanan di Pulau Bacansetelah sekian tahun upaya menggali potensi tersebut tidak berjalan optimal.

“Akibat adanya kerusuhan pada 1998 sampai 2002, upaya menggali potensi perikanan di Bacang praktis mati dan akan kita bangun lagi,” kata Abdussalam.

Abdussalam mengatakan keinginan Perikanan Nusantara menghidupkan lagi pengembangan potensi perikanan karena pulau tersebut memiliki hasil tangkap laut yang besar.

“Saat ini potensi ikan yang tergarap oleh nelayan baru 10 persen, padahal jika dioptimalkan bisa lebih besar lagi,” katanya.

Selain itu, tambahnya, masyarakat Maluku Utara, khususnya Pulau Bacang, sebanyak 96 persennya merupakan nelayan yang menggantungkan pendapatan dari hasil perikanan.

“Potensi yang besar itu kenapa tidak kita bantu dan manfaatkan sehingga nelayan bergairah menangkap ikan,” tambah Abdussalam.

Upaya yang dilakukan Perikanan Nusantara di pulau itu antara lain melakukan kemitraan dengan kelompok nelayan.

Pihaknya juga akan memberikan bantuan kepada nelayan seperti membangun alat pendingin untuk mengawetkan ikan serta memasarkan ke pembeli.

“Kami tidak memberikan bantuan uang atau mesin kepada nelayan. Namun kita lebih banyak menjembatani nelayan dengan pembeli,” katanya.

Salah satu kendala yang dihadapi nelayan adalah nelayan tidak memiliki kepastian pembeli sehingga sering kali ikan yang ditangkap sulit terjual.

Sebagai bentuk komitmen untuk memberdayakan dan mengoptimalkan potensi perikanan di Pulau Bacan khususnya dan Maluku Utara umumnya, PT Perikanan Nusantara menandatangani Kesepakatan Kerjasama (MoU) antara PT Perikanan Nusantara (Persero) dan Pemda Kabupaten dan Kota di Provinsi Maluku Utara mengenai Pemberdayaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Menurut Abdussalam, kerja sama itu antara lain pemanfatan serta pengembangan sumber daya di bidang kelautan dan perikanan berikut sarana dan prasarana.

Selain itu mengembangkan kerja sama usaha kemitraan secara terpadu dalam rangka penguatan produksi dan pemasaran hasil perikanan di dalam dan luar negeri.

Persero, katanya, juga melakukan penelitian, pengkajian, pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan dan perikanan.

Sebagai BUMN yang bergerak bidang usaha perikanan tugas pokoknya adalah menjadi motor penggerak utama pembangunan ekonomi nasional nelayan yang tersebar di seluruh Nusantara.

Pihaknya optimistis perikanan di Maluku Utara dalam waktu tak lama lagi bisa maju kembali, seperti dengan nelayan memiliki nilai jual yang tinggi baik di pasar lokal maupun ekspor. AN-MB