DR. I Ketut Mardjana saat memberikan keterangam pers prihal mundurnya dirinya dari pilkada Bangli 2020-2025 di Denpasar, Bali.

Denpasar, (Metrobali.com)-

Sebuah berita mengejutkan muncul dalam perhelatan pilkada serentak di Bali yaitu dengan mundurnya DR. I Ketut Mardjana dari pencalonan Pilkada Bangli 2020. Pamitnya mantan Dirut PT. Pos Indonesia dan Founder Toya Devasya Natural Hot Spring ini mengejutkan tidak saja calon pesaingnya namun juga para pendukungnya. Setelah digadang-gadang untuk maju sebagai calon Bupati Bangli periode 2020-2025, Mardjana menyatakan harus memilih mundur dari proses pencalonan. Mardjana menyatakan meminta maaf kepada para pendukung setianya namun mengajak mereka untuk tetap bergandengan tangan membangun kabupaten Bangli. Mardjana juga menyatakan akan mendukung dan bekerjasama dengan siapapun pemimpin Bangli ke depan dengan syarat sungguh-sungguh mau bekerja keras membangun dan menyejahterakan masyarakat kabupaten Bangli.
Bertempat di sebuah restoran di bilangan Jl. Hayam Wuruk Denpasar, DR. I Ketut Mardjana menyatakan sikapnya untuk tidak melanjutkan proses pencalonannya dalam Pilkada Bangli 2020. Didampingi oleh I Ketut Mandia politisi PDIP yang dalam kesempatan tersebut hadir sebagai Sekjen Mahagotra Catur Sanak Bali Mula dimana Mardjana menjadi Ketua Umumnya. Kelompok anak muda Kabupaten Bangli yang dikomandani oleh I Nyoman Japa juga turut hadir di lokasi mendampingi pernyataan sikap pengunduran diri Mardjana. Suasana acara pernyataan sikap pengunduran diri Mardjana dari proses pencalonan Bupati Bangli 2020 tersebut berlangsung santai disertai dengan makan dan minum serta diskusi yang hangat.
Di hadapan puluhan insan media cetak utama di Bali, sore 14 November 2019 itu Mardjana memaparkan poin-poin pamitnya dia dari perhelatan Pilkada Bangli 2020. Terdapat beberapa poin yang melandasi pengunduran diri Mardjana. Pertama, sikapnya ini diambil setelah melakukan perenungan untuk memilih apakah akan tetap bertarung di Pilkada Bangli 2020 atau Ngayah sebagai Ketua Umum Mahagotra Catur Sanak Bali Mula.

“Saya mendapat nasihat dari para sulinggih Mahagotra Catur Sanak Bali Mula untuk menggali dan memajukan pasemetonan. Warga Mahagotra Catur Sanak Bali Mula sekarang ini sedang bangkit setelah selama ini tertidur dan belum tergali potensinya yang demikian besar”, jelas Mardjana. Kedua, banyak kawan pengusaha, masyarakat yang meminta saya untuk fokus mencurahkan pikiran dan tenaga membangun sektor ekonomi khususnya pariwisata. Mardjana mengaku telah melakukannya walau dalam skala perusahaan yaitu Toya Devasya Natural Hot Spring usaha destinasi wisata yang didirikannya. Ketiga, Mardjana selama ini mengaku berkawan dengan siapa saja dari semua kalangan tanpa memandang warna. Perhelatan Pilkada tentu membuatnya harus memakai “baju warna partai” sehingga bisa menimbulkan ketidaknyamanan antar teman karena warna (partai). “Cukup saya memakai baju warna Ungu yang menjadi warna perusahaan Toya Devasya yang saya bangun dan kembangkan. Tapi jangan salah persepsi saya menghormati partai dan pilihan orang untuk berpartai”, pungkas Mardjana.
Ketut Mandia selaku Sekjen Mahagotra Catur Sanak Bali Mula mengaku bahwa dirinya mewakili Mardjana untuk meminta petunjuk para Sulinggih Catur Sanak Bali Mula. “Saya mendatangi 16 Sulinggih Mahagotra Catur Sanak Bali Mula di seluruh Bali, bahkan hingga ke Lampung. Saya bersama Pak Mardjana juga bersembahyang ke berbagai Pura Kawitan Mahagotra Catur Sanak Bali Mula, Pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan. Beberapa hari yang lalu kami juga berkesempatan bersembahyang meminta petunjuk dan wara nugraha Ida Betara ke Pura Gunung Salak”, papar Mandia. Kesimpulan dari meminta petunjuk kepada para sulinggih dan bersembahyang ke berbagai pura tersebut menurut Mandia menjadi dasar keputusan Mardjana untuk pamit dari Pilkada Bangli 2020-2025. “Sudah hampir 46 tahun Pak Mardjana berkarir di luar Bali mengabdi di berbagai instansi Saat inilah waktu yang tepat untuk Pak Mardjana memasuki tahap Wanaprasta menuju Sanyasin atau Bhiksuka dalam ajaran Hindu; Catur Asrama”, lanjut Mandia.
Keyakinan akan sosok Mardjana sebagai jawaban atas kebutuhan pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi masyarakat kabupaten Bangli diungkapkan oleh I Nyoman Japa; tokoh muda kabupaten Bangli. “Kami berangkat dari keprihatinan dan kepedulian akan kabupaten kelahiran saya dan generasi penerus kami di kabupaten Bangli. Mau dibawa kemana pembangunan kabupaten Bangli dan kapan masyarakat kabupaten Bangli bisa sejahtera. Teman-teman bisa lihat sendiri pembangunan di kabupaten Bangli? Bagaimana kesejahteraan masyarakat di kabupaten Bangli? Silahkan nilai sendiri supaya obyektif, bagaimana Bangli 20 tahun terakhir ini? Bagi semua kata kuncinya ada pada pemimpin (baik legislatif dan terutama eksekutif). Sosok pemimpin yang mempunyai kapasitas, integritas adalah jawaban atas pertanyaan itu”, jelas Japa.
Menurut Japa setelah mendiskusikan dengan teman-teman muda di kabupaten Bangli, mereka kemudian melakukan semacam survei untuk mencari calon-calon pemimpin kabupaten Bangli yang mumpuni. “Kabupaten Bangli tidak kekurangan stok pemimpin, SDM sangat bagus namun banyak yang tidak muncul karena berkiprah di luar kabupaten Bangli. Itu ada di segala sektor baik pemerintahan, akademisi maupun praktisi. Nama Pak Ketut Mardjana adalah satu diantara SDM mumpuni kabupaten Bangli tersebut. Namun kita tahu kiprahnya lebih banyak di level nasional bahkan internasional. Saya kemudian menghubungi Pak Mardjana dan setelah berdiskusi kita menemui titik kesepahaman yaitu kabupaten Bangli perlu Perubahan dan kita yakin mampu mewujudkannya dengan dukungan berbagai pihak”, kata Japa. Sosialisasi nama Mardjana sebagai calon pemimpin kabupaten Bangli yang potensial membawa Perubahan kemudian dilakukan Japa dan jaringannya ke seluruh pelosok kabupaten Bangli. “Syukurlah dalam waktu yang tidak terlalu lama nama Pak Mardjana sudah dikenal oleh berbagai kalangan di kabupaten Bangli”, lanjut Japa. Track Recordnya sebagai profesional dan keberhasilannya mengembangkan Toya Devasya menurut Japa membuatnya gampang untuk mensosialisasikan nama Mardjana. “Saya menyimpan banyak WA di HP yang meyakini Pak Mardjana mampu membawa Perubahan bagi Kabupaten Bangli. Mereka siap mendukung Pak Mardjana dengan tulus demi Kabupaten Bangli’, kata Japa.
Dengan pernyataan mundurnya Mardjana dari pencalonan Bupati Bangli dalam Pilkada 2020-2025 mengagetkan Japa dan kawan-kawannya. Namun Japa mengaku bisa memahami dan mendukung sikap Mardjana dan siap untuk bersinergi memajukan kabupaten Bangli. “Saya dan kawan-kawan serta kelompok-kelompok masyarakat seperti kelompok destinasi wisata desa siap bersinergi dengan Pak Mardjana untuk membangun ekonomi dan pariwisata Bangli. Namun saya juga siap bersinergi dan akan mengawasi kinerja Bupati-Wakil Bupati terpilih Bangli 2020-2025. Intinya kami ingin Bangli bangkit dan berubah menuju ke arah yang lebih baik”, pungkas Japa.
Para wartawan yang hadir juga awalnya menyayangkan pamitnya Mardjana dari perhelatan Pilkada Bangli 2020-2025. Mereka menyatakan mengapresiasi ide-ide, strategi sukses bisnis yang dijalankan Mardjana lewat Toya Devasya yang bisa ditularkan untuk kemajuan pembangunan kabupaten Bangli. Disamping itu para awak media mengapresiasi Mardjana sebagai sosok yang ramah dan familiar dengan media serta kaya akan gagasan ditengah adem ayemnya serta minimnya interaksi para kandidat dalam Pilkada 2020-2025 di seluruh Bali. Di akhir pertemuan tersebut Mardjana mengucapkan terimakasih atas dukungan berbagai pihak dan kawan-kawan media serta menyatakan bahwa ini bukanlah akhir dari sinergi dirinya dengan berbagai pihak dan kawan-kawan media. Mardjana mengajak kawan-kawan media untuk terus mensupport pembangunan Bangli khususnya dan Bali pada umumnya sehingga bisa membawa kesejahteraan masyarakat. “Silahkan datang ke Toya Devasya Natural Hot Spring kapan saja, kita ngobrol santai sambil makan dan ngopi atau menginap. Kawan-kawan bisa melihat apa yang saya lakukan untuk berkontribusi walaupun skalanya masih kecil untuk membangun pariwisata Bangli dan pariwisata Bali dan ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, pungkas Mardjana.

Editor : Hana Sutiawati