Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta masyarakatnya untuk tidak berdemonstrasi lagi terkait persoalan reklamasi, setelah diskusi yang diadakan untuk mendengar masukan berbagai komponen di Denpasar, Sabtu (3/8).

“Setelah ini, saya mohon jangan demo lagi, jelek kelihatannya, karena berbagai kegiatan internasional akan digelar di daerah kita dalam waktu dekat,” katanya saat menanggapi pertanyaan dan masukan masyarakat dalam diskusi perihal reklamasi Teluk Benoa, Kabupaten Badung itu.

Ia mengingatkan betapa keuntungan yang bisa didapatkan Bali jika kegiatan internasional seperti kontes ratu sejagat (Miss World), KTT APEC, World Culture Forum, World Democracy Forum, Forum Perdagangan Dunia yang akan dihelat beberapa bulan ke depan ini dapat berjalan dengan sukses.

“Selain itu, ribuan jurnalis asing juga akan meliput kegiatan internasional tersebut. Artinya, kita mendapatkan promosi gratis dan tidak perlu berpromosi ke luar negeri,” ucapnya.

Tetapi, ujar dia, jika sampai berbagai kegiatan itu gagal karena melihat Bali tidak kondusif dengan maraknya demo, sudah tentu pariwisata Bali akan sepi dan sangat berdampak bagi perekonomian masyaraka serta pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.

Mantan Kapolda Bali itu menegaskan terkait rencana reklamasi yang telah disetujuinya tersebut, ia sama sekali tidak berniat untuk menjual pulau kepada investor. “Justru kita yang akan mendapat pulau nantinya seluas 838 hektare, saya pun setuju Bali itu tidak untuk dijual,” katanya.

Pastika menyayangkan penolakan reklamasi yang disampaikan dari kalangan pariwisata, padahal itu sesungguhnya untuk menciptakan destinasi wisata baru di tengah persaingan yang ketat dengan daerah dan negara lain.

“Setelah berekreasi di pulau hasil reklamasi, mereka juga akhirnya akan menginap di kawasan Nusa Dua, Sanur, Kuta dan sebagainya. Saya setuju itu karena saya memikirkan kalangan pariwisata Bali juga,” ucapnya.

Menurut dia, pengembangan Teluk Benoa tersebut juga sebagai langkah menyiapkan lapangan pekerjaan bagi generasi muda Bali untuk 5-10 tahun ke depan. Diprediksi dari pengembangan usaha wisata Teluk Benoa akan membuka sekitar 200 ribu lapangan pekerjaan baru.

“Saya juga melihat berapa banyak siswa kita yang tamat dari SMK jurusan kesenian dan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, mau menari dimana mereka jika tidak ada tempat wisata baru,” katanya.

Ia menegaskan dari proyek itu supaya bisa dilihat juga manfaatnya karena akan menambah luas daratan, menambah kawasan hutan hingga 400 hektare, membuka lapangan kerja, destinasi wisata baru, menyelamatkan kaki Pulau Bali yang makin ceking dan sebagainya.

“Kalau saya hanya memikirkan diri sendiri, saya tentu tidak perlu berbuat macam-macam, tetapi ini saya lakukan demi menyejahterakan rakyat dan untuk generasi kita ke depan. Jika ternyata ada kerugian dari proyek ini, mari kita hitung dan kaji,” kata Pastika.

Dalam seminggu terakhir telah terjadi beberapa aksi demonstrasi penolakan reklamasi, diantaranya dari Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup (Kekal) Bali dan Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi Teluk Benoa (Gempar). AN-MB