Dewa Suamba Negara
Ketua BKPP Golkar Bali Dewa Suamba Negara/MB

Denpasar, (Metrobali.com)

Setelah DPP Partai Golkar memberikan rekomendasi Pilgub Bali 2018 kepada Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketur Sudikerta, Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) Golkar Bali mulai memetakan basis-basis potensi massa di Bali.

Ketua BKPP Golkar Bali Dewa Suamba Negara mengatakan, beberapa daerah saat ini sedang dipetakan oleh Partai Golkar Bali untuk memenangkan dan melancarkan pencalonan Sudikerta gubernur Bali (SGB) pada Pilgub mendatang. “Kita berpikir untuk daerah mana yang perlu digarap itu yang perlu kita bicarakan,” ujarnya beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, berdasarkan dari beberapa hasil survey yang diperoleh oleh Golkar, dirinya menyebutkan bahwa tingkat elektabilitas Sudikerta sudah berada dalam angka yang bagi Golkar cukup aman yakni hampir mencapai 40 persen. Hal ini lanjutnya cukup menggembirakan bagi jajaran internal Golkar dalam menghadapi Pilgub mendatang. “Karena kalau sekarang kita bukan membuat-buat hasil, dari beberapa kali survey beliau masih diangka yang nyaman lah,” akunya.

Dirnya menyadari jika tingkat eletabilitas SGB masih perlu ditingkatkan. Mengingat, beberapa lawan yang berbasis wilayah dianggapkan juga memiliki elektabiltas yang juga patut diperhitungkan. Misalnya saja di Denpasar yang menjadi focus BKPP. “Yang terakhir kemarin hasil survey kita dapat, bukan kita lo nyelenggarakan, tapi orang lain. Kita memang kalah di Kota Denpasar, selisih sekitar 12-an persen,” akunya.

Pihaknya juga masih melakukan pemantauan dan pengamatan terkait penyebab hal tersebut. Akan tetapi, BKPP optimistis dapat mengejar ketertinggalan elektabilitas SGB. Apalagi, tingkat elektabilitas Sudikerta di delapan kabupaten lainnya cukup tinggi. “Penyebab kami belum tahu. Tapi swing votternya masih tinggi. Tapi tempat lain kami menang,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa dalam Pilgub masyararakat Bali lebih banyak melihat sosok figur ketimbang partai. Sehingga pihaknya optimistis dapat membawa Sudikerta ke kursi Gubernur di Pilgub 2018. “Begini selalu dalam pemilu legislatif, pemilukada itu orang melihat figur. Jadi melihat orientasi orang itu kepada figur yang bersangkutan menjadi calon,” katanya.

Berkaca pada pengalaman di Pilgub 2013 lalu, dimana pada saat itu pihaknya tidak memiliki penguasa lokal seperti bupati dan walikota, tetapi dapat memenangkan Pilgub. Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa masyarakat Bali sudah cerdas dalam berdemokrasi. “Kalaupun misalnya anggap kita Golkar tidak memiliki penguasa, kami kan tidak memiliki penguasa di semua kabupaten, sama halnya ketika itu Mangku Pastika berpaket dengan Sudikerta yang kedua itu kan kita tidak memiliki kekuatan mayoritas dalam hal politik, karena Bali dikuasai PDIP. Tetapi Koalisi Bali Mandara justru bisa keluar sebagai pemenang. Artinya kalau kita berhipotesa kalau masyarakat bisa berpikir cerdas ya itu jawabannya,” pungkasnya. HER-MB