Teguhkan Semangat Sewaka Dharma  

IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama wakilnya I Gusti Ngurah Jaya Negara

Relasi kuasa dari politik pemerintahan terbangun atas dasar kesadaran dan kepercayaan publik melalui sebuah persaingan moralitas dalam agenda demokrasi berupa serimonial pemilihan pemimpin yang dikonstruksi lembaga independen, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU). Seperti apa strategi kandidatnya?

SEBUAH konstruksi politik kepemimpinan dalam birokrasi pemerintahan merupakan modal dasar memperjuangkan visi misi demokrasi berbangsa, berbangsa dan bermasyarakat demi mencapai kemaslahatan publik, kesejahteraan yang bermartabat dan berbudaya, serta berkeadaban.

Kini, serimonial dari pemilihan pemimpin tersebut akan kembali bergulir secara serentak, tepatnya 9 Desember 2015 mendatang di seluruh Indonesia termasuk di Bali. Salah satu di antaranya terkait pemilihan pemimpin di Kota Denpasar untuk periode lima tahun ke depan, yakni 2015 – 2020.

Nah, untuk itulah Wali Kota, IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama wakilnya I Gusti Ngurah Jaya Negara, sebagai petahana atau incumbent kembali akan mengikuti agenda demokrasi dari serimonial pemilihan pemimpin secara serentak tersebut, demi meneruskan perjuangan dari pengabdian sosialnya dalam meningkatkan kemaslahatan publik secara berkelanjutan.

Dalam konteks ini, berarti kesadaran dan kepercayaan publik terhadap sosok kepemimpinan Wali Kota, IB Rai Dharmawijaya Mantra pun kembali akan dipertaruhkan. Sebagai wahana pembuktian dari keberhasilan beragam program birokrasi politik pemerintahan yang telah dicanangkannya.

Untuk menyikapi realitas ini tentunya khalayak publik sudah semestinya mendapatkan kebenaran dari beragam informasi tentang kiprah kepemimpinan Wali Kota, IB Rai Dharmawijaya Mantra dalam menjalankan tugas pengabdian sosialnya dengan segala tantangan dan peluang untuk memenuhi harapan publik selama ini.

Diketahui bahwa sejarah keberadaan Denpasar awalnya merupakan kota kerajaan yang dibangun sejak 1788 dan termasuk wilayah Kabupaten Badung, sebelum akhirnya berstatus Kota, tepatnya 27 Februari 1992 silam.

Kini, Kota Denpasar telah berkembang menjadi pusat perekonomian dan pemerintahan dengan luas 127, 78 km2, yang terdiri atas 4 kecamatan dan 43 kelurahan, serta tingkat kepadatan 6.622 jiwa/km2 dari total penduduk 846.200 jiwa.

Seiring kemajuan tersebut beragam persoalan sosial pun semakin bertambah di tengah kehidupan warga masyarakatnya yang sangat heterogen. Di antaranya pemanfaatan tata ruang kota, urbanisasi, infrastruktur, kemacetan lalu lintas, minimnya fasilitas parkir, kebersihan, dan sampah, serta kesehatan hingga kebencanaan.

Makanya, beragam terobosan inovatif secara holistik, efektif dan efisien pun terus menerus diupayakan untuk menumbuhkan rasa bangga warga masyarakat terhadap Kota Denpasar agar budaya dan tradisi tetap dapat terjaga dan lestari sepanjang masa.

Langkah strategis ini bahkan telah dipertegas dalam visi pembangunan politik birokrasi pemerintahan, yakni Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan dengan meneguhkan kinerja jajarannya melalui semangat Sewaka Dharma, yakni pelayanan adalah kewajiban.

Bahkan, layanan publik terpadu yang cepat, efektit dan efisien telah dipusatkan dalam satu gedung bernama Graha Sewaka Dharma. Selain itu, untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat, layanan publik ini juga dilengkapi dengan fasilitas berupa taman dan perpustakaan.

Melalui semangat Sewaka Dharma ini pula, pemerintah Kota Denpasar berupaya melakukan revolusi mental para jajarannya dalam proses penyusunan kebijakan dan penerapannya, serta penanganan persoalan tata kelola pemerintahan perkotaan berbasis teknologi modern secara cerdas. Guna mewujudkan kemanfaatan layanan publik terpadu bagi warga masyarakat secara lebih cepat, tepat, efektif dan efisien.

Menurut IB Rai Dharmawijaya Mantra, beragam persoalan tata kelola pemerintahan perkotaan merupakan potensi strategis yang patut ditangani secara adaptif dengan semangat Sewaka Dharma. Sehingga, setiap dampak negatif yang muncul akan dibarengi dampak positif yang edukatif bagi upaya peningkatan kesejahteraan warga masyarakat menuju persaingan global berbasis teknologi informasi modern dalam perkembangan masyarakat ASEAN atau disingkat MEA. WB-MB