Delegasi Puspa 2016 gelar lomba

Delegasi Puspa 2016 dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali menggelar lomba “Pecha Kucha” yang dilaksanakan di Aula Disdikpora Provinsi Bali, Senin (18/7).

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Delegasi Puspa 2016 dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali menyelenggarakan lomba “Pecha Kucha” yang dilaksanakan di Aula Disdikpora Provinsi Bali, Senin (18/7).

Lomba ini diikuti oleh wakil dari P2TP2A kabupaten/kota, yayasan dan juga para penggiat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak se-Bali.

Pecha Kucha merupakan kegiatan berbagi inovasi, diambil dari bahasa Jepang yang berarti bicara santai. Dalam pecha kucha ini dipaparkan berbagai cerita sukses dan gagasan inovatif yang berkenaan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Bali.

Ida Ayu Maharatni, S.Psi. M.Si, salah satu Juri Lomba tersebut mengatakan beberapa hal yang menjadi kriteria penilaian adalah penguasaan materi, inovasi dan inspirasi, ketepatan waktu, dan performen penyaji. Setiap penyaji diberikan batasan menampilkan 20 foto yang masing-masing foto dipresentasikan dalam waktu 20 detik.

Tema kegiatan ini adalah “THREE ENDS”, yaitu program Kementerian PPPA dalam rangka mencapai kesejahteraan perempuan dan anak di Indonesia dengan langkah : akhiri kekerasan pada perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia, dan akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan.

Dengan kegiatan ini diharapkan para inovator membagikan inovasi yang telah dilakukannya sehingga mampu menjadi inspirasi bagi peserta lainnya untuk dapat diterapkan di daerahnya masing-masing.

Peserta terdaftar sebanyak 28 orang inovator, diawali Anak Agung Sri Manuati dari WHDI Kabupaten Gianyar. Kegiatan yang telah dilakukannya diantaranya mengatasi permasalahan kekerasan rumah tangga, memberikan  pelatihan keterampilan perawatan tubuh seperti spa. Selain itu juga telah membentuk koperasi Hindu Dharma yang diresmikan oleh Menteri Koperasi.

Peserta kedua Lisiani dari P2TP2A Kabupaten Badung, membagi pengalamannya  dalam penanganan traffiking, pihaknya juga menyediakan fasilitas rumah aman bagi korban serta dilakukan pembinaan, pelatihan keterampilan dan pengembangan diri. Hal ini dilakukan karena sebagian besar korban yang mengalami kasus kekerasan akan mengalami tekanan. Inovasi lainnya telah membuat TESA atau Telepon Sahabat Anak dimana anak-anak bisa curhat melalui telepon.

Selanjutnya Elli mewakili dunia usaha di Kabupaten Badung, membawakan presentasi bertema Pahlawan Perekonomian Keluarga, terinspirasi dari seorang oda (red: nenek) pedagang canang yang berdagang malam hari di pinggir jalanan di Badung. Dimana ketika kita tertidur bersama keluarga masih ada perempuan seusianya yang menjadi tulang punggung perekonomian keluarganya.

Berawal dari perjumpaan itu, Elli berbagi ilmu kepada perkumpulan pedagang canang. Selain itu juga membantu memberikan permodalan agar tidak terikat dengan para rentenir. Pihaknya juga mengajak beberapa bank untuk membantu mereka dalam menyisihkan uang dalam bentuk tabungan. Dan saat ini dari hasil evaluasi beberapa pedagang sudah ada peningkatan. Lebih lanjut Elli mengatakan pihaknya juga mengajak sesama wanita pengusaha untuk ambil bagian sebagai Ibu Asuh, minimal satu pengusaha mengasuh 10 pedagang canang pinggir jalan.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi bukan hanya dari para inovator yang hadir, tetapi juga peserta yang hadir dan beberapa pegawai yang ingin melihat kegiatan tersebut. XNA-MB