Mexico City (Metrobali.com)

Meksiko memastikan Miguel “Piojo” Herrera sebagai pelatih tim nasional mereka pada babak final Piala Dunia Brazil tahun depan.

Pelatih keempat tim itu sejak September, Herrera, membawa Meksiko memenangi babak “play-off” Piala Dunia zona interkontinental lawan Selandia Baru, setelah menang agregat 9-3.

Penunjukan mantan pemain bertahan nasional itu sebagai pelatih, tidak terlepas dari keberhasilannya pada babak “play-off” itu, diumumkan setelah Federasi Sepak Bola Meksiko (FMF) melakukan pertemuan dewan pengurus pada Senin.

“Pada pertemuan itu, proposal mengacu pada Miguel Herrera sebagai pelatih tim nasional sedangkan Ricardo Pelaez ditunjuk sebagai direktur sport,” kata Manajer Umum Hector Gonzalez Inarritu.

Herrera, yang ditunjuk menangani tim itu pada pertengahan Oktober – hanya untuk dua laga leg “play-off” – akan menangani tim itu hingga akhir kejuaraan Apertura Meksiko pada 15 Desember.

Harian El Universal terbitan Meksiko melaporkan dalam laman mereka (www.centraldeportiva.com) bahwa FMF berencana mempertahankan Herrera hingga Piala Dunia 2018 di Rusia.

Seperti dilansir media itu, Gonzalez Inarritu mengatakan, “Kami ingin tampil dengan baik di Piala Dunia. Anda tahu, kontrak itu tanpa hari akhir, kami ingin melanjutkannya.” Meksiko memecat pelatih Jose Manuel de la Torre pada September lalu menyusul kekalahan atas Honduras, dan penggantinya Fernando Tena, mundur setelah mereka kalah atas Amerika Serikat pada babak penyisihan berikutnya.

Victor Vucetich mengambil alih pimpinan dalam tim itu pada dua laga akhir penyisihan grup, sebelum akhirnya beralih ke Herrera.

Klub Herrera, America, juara bertahan, maju ke babak semi final setelah imbang 1-1 di kandang mereka di Azteca lawan UANL Tigres, Minggu.

America melaju dengan keunggulan selisih angka gol tandang setelah imbang 2-2 di UANL pada laga leg pertama dan selanjutnya akan bertemu dengan Toluca.

Keberhasilan “Piojo” Tokoh berusia 45 tahun itu, dikenal akrab dengan panggilan Piojo (louse), julukan di Amerika Latin kepada anak atau orang kecil, melakukan tugasnya beberapa saat sebelum Meksiko nyaris gagal maju ke babak final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1990.

Meksiko, dikenal sebagai tim tangguh pada penyisihan zona CONCACAF (Konfederasi Amerika Utara, Tengah dan Karibia), tampil di tidak seperti biasanya pada penyisihan yang diikuti enam negara di kawasan itu.

Tiga pelatih sudah didepak, dalam usaha Meksiko maju ke Brazil, setelah mereka tampil memprihatinkan, apalagi saat bermain di Azteca.

Tiga tim papan atas, – Amerika Serikat, Kosta Rika dan Honduras – otomatis lolos ke babak final sedangkan Meksiko dan Panama berebut tempat keempat lewat laga “playoff” interkontinental.

Pada hari terakhir, Meksiko berada di urutan keempat, tiga poin di atas Panama, yang memiliki rekor gol lebih baik.

Meksiko kalah 1-2 di Kosta Rika, berarti bila Panama menang di kandang atas Amerika, maka tim itu yang akan lolos ke Brazil – untuk pertama kalinya.

Panama memimpin Amerika Serikat 2-1 memasuki perpanjangan waktu, tapi akhirnya akhirnya kemasukan dua gol kurang dari tiga menit pada akhir pertandingan sehingga angka menjadi 3-2 untuk AS dan Meksiko berada di urutan keempat dan berhak melawan juara Oseania, Selandia Baru di babak “playoff”.

Vucetich, yang menangani tim itu dalam dua pertandingan, dipecar dan posisinya digantikan Herrera.

Ia tidak mengincar pemain yang ada di klub Eropa, seperti striker Javier Hernandez dari Manchester United dan Giovani Dos Santos dari Villarreal, melainkan lebih memilih pemain yang bermain dalam kompetisi lokal.

Timnya mengalahkan Selandia Baru 5-1 di Azteca dan memenangi laga leg kedua 4-2 di Wellington.

Meksiko akan mengetahui siapa lawan-lawan tangguh mereka pada pertandingan babak final di Brazil, setelah diadakan undian grup Piala Dunia pada Jumat mendatang. (Ant/Reuters)