Magelang  (Metrobali.com)-

Candi megah Borobudur masih menyimpan pesona bagi pengunjung. Tidak kurang dari ratusan pengunjung setiap harinya berwisata ria di candi yang terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah termasuk penulis yang belum lama ini berkesempatan berkunjung ke candi yang terletak – + 269 m di atas permukaan laut.

Mulai memasuki areal wisata candi termegah didunia ini , terdapat  luas areal penyangga, taman  lokasi wisata candi dengan total luas  85 ha. Harga tiket masuk satu orang dewasa Rp. 30.000, dengan kemudian diharuskan memakai kain selendang batik yang harus dipakai dengan diikatkan dipinggang (gratis). Fasilitas yang dalam taman tersebut antara lain terdiri dari restaurant, sampai taraf internasional, perpustakaan, audio visual tentang candi Borobudur pusat penelitian, konservasi batu, candi, arena  parkir menampung 90 kendaraan bus, 260 mobil roda empat dan 200 sepeda motor dan masih banyak lagi fasilitas pendukung lainnya.

Bila dimasa belakangan lalu daya tarik pengunjung ke candi peninggalan agama Buddha ini diantaranya pada satu stupa besar yang ada ‘kunto Bimo’ yaitu barang siapa bisa memegang konon akan terkabul cita-citanya, sekarang oleh pemandu wisata, dikatakan para pengunjung yang akan berniat melakukan ritual itu, hanya diperbolehkan menaruh sesaji  ditempat tersebut sambil berdoa. “ Sebab untuk memegang kunto Bimo itu pengunjung harus menaiki batu dibawah stupa itu, yang dikuatirkan akan merusak kaki stupa tersebut, dari rata -rata setiap para pengunjung di candi ini, “ jelas pemandu wisata setempat.

Data tehnis candi Borobudur sebagai berikut : tinggi candi dari daratan sampai puncak ada 35,39 m, panjang sisi bentangan 119 m, dengan luas candi 14,161 m 2. Jumlah stupa keben dan ornament 1.464, jumlah /volume kaki tambahan 12.750 m 3, jumlah batu bangunan 42.250 m 3, jumlah batu dalam bentuk secara keseluruhan 2.000.000 batu andesit, jumlah panel relief 1.460 buah, jumlah panel relief secara dekorasi 1.212 buah, panel relief tersebut meliputi luas 2.500 m 2, dan berat bangunan kurang lebih 3.500.000 ton.  Pintu gerbang candi Borobudur berjumlah 24, yaitu 6 buah pada tiap sisi candi yang menuju ke stupa induk. Gapura yang terdapat pada pintu paling bawah sudah tidak lengkap hiasannya, hanya ornamen kepalanya saja yang ada. Sedang pada gapura yang ke 4 bentuk gapuranya sama atau kembar, pintu ini disebut ‘dasyat’ yakni menuju nirwana (surga).

Candi Borobudur telah mengalami dua kali pemugaran, yang pertama pada tahun 1907 – 1911 yang dilakukan oleh Theodorus Van Erp, pada masa penjajahan Belanda. Enam puluh tahun kemudian kondisi candi megah yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia itu, kondisinya sangat mengawatirkan. Maka pemugaran kedua dilanjutkan oleh pemerintah era Presiden Soeharto bersama bantuan dari UNESCO pada tahun 1973 – 1983. Lalu apa yang terbesit mengunjungi Borobudur, yah, betapa megahnya Candi peningalan nenek moyang bangsa Indonesia, identik dengan kebesaran masa lalu, yag mestinya bisa dilanjutkan dimasa sekarang..!!! HP