Bengkulu (Metrobali.com)-

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu Wahyu Widiastuti mengatakan partai politik sangat efektif jika menggunakan media sosial untuk menjaring pemilih pemula pada Pemilu 2014.

“Media sosial sangat efektif, karena hampir semua pemilih pemula, terutama pelajar yang baru lulus SMA memiliki akun jejaring soaial itu,” katanya di Bengkulu, Jumat (31/5).

Partai politik, kata dia, dapat memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan visi dan misi serta sejumlah program yang dapat menarik minat para pemilih pemula.

Apalagi dengan kondisi sejumlah anggota partai politik yang bermasalah dengan hukum, dikhawatirkan dapat menurunkan kepercayaan publik, terutama pemilih pemula terhadap partai.

“Tapi dengan komunikasi politik yang baik, memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan program dan tujuan parpol bisa memberi pilihan yang baik bagi pemilih pemula,” ujarnya.

Menurutnya, dari hasil pengamatan saat ini, justru partai politik kurang memanfaatkan fasilitas jaringan sosial dunia maya.

Padahal, media tersebut sangat efektif dan biaya murah untuk menyampaikan visi dan misi partai kepada calon pemilih.

“Salah satu faktor kemenangan Presiden Amerika Serikat, Obama sendiri adalah melalui media sosial,” katanya.

Selain itu, menurutnya, partai politik juga harus cerdas memilah calon pemilih. Artinya tidak menyamaratakan program dan metode kampanye kepada pemilih pemula dan pemilih lama.

Merancang sejumlah program yang dapat menarik minat para pemilih pemula, seraya menyisipkan pendidikan politik dapat menjadi salah satu strategi.

“Bagaimana membuat mereka tertarik dan menyadari tanggungjawab sebagai warga negara, bahwa menggunakan hak pilih pada Pemilu itu salah satu bentuknya,” ujarnya.

Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Siti Baroroh mengatakan srategi meningkatkan partisipasi politik masyarakat menjadi salah satu agenda penting.

“Kami baru dilantik sepekan ini, tapi program sosialisasi kepada pemilih pemula menjadi salah satu fokus kami,” katanya.

Ia mengatakan, sesuai target KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih dimana pada Pemilu 2009, partisipasi pemilih sebesar 71 persen, ditargetkan menjadi 75 persen pada Pemilu 2014. INT-MB