sosialisasi MEA

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) melakukan  sosialisasi kepada sekitar 250 pemuda dan resimen mahasiswa I di Makorem 163/WSA Udayana, pada Rabu (12/11).

Sosialisasi yang menyasar kaum muda ini dikatakan Pangdam IX Udayana Jenderal TNI Torry Djohar Banguntoro, dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme khususnya terhadap pemuda dan mahasiswa untuk menangkal gerakan ISIS di Bali.

Dijelaskannya, program nasional dari BNPT ini sangat positif. Dimana semua orang sering membicarakan sepak terjang gerakan ISIS dan hal ini bertentangan dengan kehidupan Indonesia.

Meningkatnya aksi teroris di Indonesia, imbuh dia dimana saat ini ISIS dikatakan sudah membuat negara baru, bahkan di Indonesia penyebarannya sudah masuk ke tempat ibadah.

“Di Indonesia paham garis keras ini mengilhami para saudara-saudara kita untuk mengikutinya, karena itu dibutuhkan kerjasama semua elemen seperti kepolisian, TNI, pemerintah, tokoh adat, tokoh agama dan mahasiswa yang tergabung dalam resimen mahasiswa,” jelasnya, saat membuka sosialisasi pencegahan paham radikal terorisme kepada sejumlah pemuda dan mahasiswa.

Perlu tindakan preventif, yang sederhana adalah berbentuk menyebarkan informasi materi yang diterima guna mencegah penyebaran paham tersebut.

Kepala BNPT Komjen Pol Saud Usman Nasution, mengungkapkan serangan teror tidak akan selesai sepanjang kedaulatan nusantara belum terwujud sejak dari jaman ormas seperti NII, DITI, Jamah Islam, Majelis Mujahidin, Jamaah Anshorut Tauhid.

“Tujuan mereka utamanya adalah bagaimana mewujudkan cita-cita menjadikan negara islam dan ISIS ini mereka sudah mendirikan negara islam di Indonesia,” jelas mantan Kapolda Sumatera Selatan ini.

Ditambahkannya, hal ini kontradiktif dan mereka ini menafsirkan alquran dan hadis sepotong-sepotong padahal di alquran sudah dijelaskan ada 4 agama dan 4 kitab suci, dalam ajaran Islam, rahmat bagi segala alam, penterjemahan yang sepotong-sepotong ini menimbulkan paham radikal kalau  berjihad bagi yang berjihad akan mati masuk surga.

Apalagi menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, imbuhnya pulau Bali sebagai pulau yang masyarakatnya heterogen menurut Saud harus aman karena Bali merupakan pulau pariwisata dan teroris yang ada di Bali ini merupakan teroris yang memiliki latar belakang dendam kepada orang asing.

“Orang asing ini menurut tafsiran mereka adalah Amerika, sebagai daerah dengan devisa tertinggi dari jasa, karena itu jangankan bom meledak semua hotel wisatawan akan terganggu karena itu Bali harus aman,” tandasnya.

Senada dengan Pandam, Saud juga menghimbau agar semua komponen masyarakat mulai dari tingkat RT, RW, Babinkamtibmas, harus selalu siap mencegah paham radikalisme di Indonesia.SIA-MB