Eka Bupati

Tabanan (Metrobali.com)-

Masyarakat Banjar Sengguan, Desa Kaba-Kaba, Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali memperbaiki dan mensakralkan “Petapakan” di Pura Anyar setempat melalui kegiatan ritual berskala besar.

Ritual pensakralan benda suci tersebut dilakukan bersamaan dengan “pujawali”, ritual berskala besar di Pura Anyar yang dihadiri Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Anggota DPR RI Made Urip, Ketua DPRD Provinsi, Nyoman Adi Wiryatama dan Anggota DPRD Tabanan Made Edi Wirawan, kata Ketua Panitia kegiatan tersebut Ketut Kanyar, Minggu (19/7).

Sejumlah pejabat yang berbaur dengan masyarakat setempat melaksanakan persembahyangan bersama yang dilaksanakan pada hari Kamis (16/7), sehari setelah Hari Raya Galungan, hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

Pura Anyar Banjar Sengguan disungsung (diempon) warga banjar yang terdiri atas 144 kepala keluarga (KK) untuk perbaikan benda sakral dan kegiatan ritual menghabiskan dana sebesar Rp200 juta.

Dana tersebut bersumber dari swadaya masyarakat masing-masing KK kena iuran Rp1,4 juta, disamping upaya penggalian dana dan sumbangan para donatur.

“Dengan adanya Petapakan yang dimiliki Pura Anyar, diharapkan mampu melestarikan budaya Bali bagi generasi muda, mengingat banyaknya bakat seni khususnya menari yang dimiliki generasi muda setempat,” ujarnya.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti memberikan apresiasi terhadap semangat masyarakat setempat dalam menggelar kegiatan ritual berskala besar dan melestarikan seni budaya.

Semua itu dapat terlaksana dengan lancar, karena didasarkan atas dasar rasa tulus iklas dari seluruh masyarakat. “Sebesar apapun beban yang kita miliki, jika dilandaskan tulus iklas, maka akan dapat terlaksana dengan baik tanpa ada halangan,” ujar Bupati Eka.

Ia mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan dan persatuan, saling mengisi dan saling membantu. Jaga kerukunan di keluarga, masyarakat dan pemerintah, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat untuk mewujudkan Tabanan yang sejahtera, aman dan berprestasi dapat terwujud.

“Jangan ada perbedaan diantara kita, karena kita diciptakan sama oleh Tuhan. Maka sudah sepantasnyalah keberadaan kita didunia ini berguna bagi orang banyak,” harap Bupati Eka. AN-MB