Liburan Galungan

Buleleng (Metrobali.com)-

Masyarakat di Kabupaten Buleleng, Bali, memanfaatkan momentum Hari Raya Galungan untuk berkumpul bersama sanak keluarganya.

“Galungan ini merupakan momen yang sangat tepat untuk berkumpul bersama keluarga, sahabat, dan kerabat dekat lainnya,” kata tokoh Agama Hindu, Witama, di sela-sela memberikan ceramah di Desa Bulian, Kabupeten Buleleng, Rabu (17/12).

Dia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum yang hanya enam bulan sekali itu untuk bertukar pikiran dalam membangun desa atau berkontribusi terhadap pembangunan desa setempat.

Dia tidak mengaharapkan adanya sumbangan uang dan barang, tetapi bersama-sama membangun desa, meskipun hanya menyumbangkan tenaga dengan bergotong royong bersama.

Sementara itu, sejumlah umat Hindu lainnya seusai melakukan persembahyangan bersama di sejumlah pura desa setempat yang dilanjutkan dengan bersilaturahmi dengan sanak keluarganya.

Seperti halnya, Widwa, warga Desa Seririt, Kabupaten Buleleng, sengaja pulang ke Buleleng sejak hari Senin (16/12) sepulang bekerja. “Momen ini saya manfaatkan dengan berkumpul bersama keluarga tercinta,” ujarnya.

Sebelumnya, sejak Sabtu (13/12) ruas jalan menuju kabupaten paling utara di Pulau Dewata, baik dari arah Denpasar, Bedugul (Kabupaten Tabanan), maupun Kintamani (Kabupaten Bangli) dipadati oleh pengendara menuju arah Buleleng.

Mereka sebagian besar mudik untuk merayakan Galungan yang jatuh setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali pada hari Rabu atau Budha Kliwon Dungulan berdasarkan penanggalan Bali.

Hari Raya Galungan bermakna memperingati kemenangan Dharma atas Adharma sekaligus memberikan keheningan, kemakmuran, dan kesejahteraan yang dilimpahkan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) kepada masyarakat.

Hari Kemenangan Dharma sekaligus kebangkitan dan tangga menuju pemusatan pikiran serta kesucian diri agar umat manusia dalam menjalani kehidupan benar-benar suci dan bersih. AN-MB