Denpasar (Metrobali.com) –

Diperlukan suatu pembaharuan filosofi dan nilai estetika baru terhadap maskot Pemilihan Walikota Denpasar 2020 yang representatif, kekinian dan dinamis agar bisa menggugah partisipasi kaum pemilih muda untuk datang ke tempat pencoblosan suara pada 23 Sepember 2020 mendatang. Untuk itulah keberadaan maskot I Caka sedang dikaji ulang. I Caka merupakan maskot Pilwali 2015 dari hasil sayembara pada tahun 2015 lalu. Demikianlah hasil kesimpulan Focus Group Discussion (FGD) Maskot Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar Tahun 2020 di Inna Bali Hotel, Denpasar, Rabu (8/1/2020).

“Sejatinya FGD maskot I Caka Reborn ini bertujuan untuk mempertajam dan penguatan maskot untuk Pilwali 2020. Kami harap, maskot Icaka Reborn ini bisa digunakan untuk Pilwali berikutnya,” kata Ketua KPU Kota Denpasar, I Wayan Arsa Jaya,

Apapun perubahan yang dihasilkan tim perumus dalam FGD ini, lanjut Arsa Jaya, diharapkan dapat memberikan manfaat positif untuk mengajak warga Denpasar untuk datang nyoblos ke TPS.

Maskot ini juga diharapkan dapat digunakan terus untuk sosialisasi dan promosi tentu dengan tidak mengesampingkan perkembangan zaman.

Sementara, Ketua KPU Provinsi Bali, Dewa Agung Lidartawan menyambut baik FGD yang dilakukan KPU Kota Denpasar.

Ia berharap, dari FGD ini akan mendapatkan banyak masukan untuk maskot KPU Denpasar.

“Mereka (red- KPU Denpasar) yang akan memformulasikannya ke dalam bentuk SK tentang penggunaan maskot ini,” kata Lidartawan.

Ia mengatakan, beberapa maskot yang sudah dibuat, antara lain, KPU Bangli Kayonan, Rama dari KPU Badung, Kresna dari Karangasem, KPU Jembrana Little Krisna.

Maskot ini diharapkan dapat memasukkan esensi akar budaya termasuk membuat slogan mengulas potensi lokal. Maskot juga membawa pencitraan untuk memudahkan sosialisasi.

Praktisi media, Robby Gamar justru menyoroti apakah maskot yang sudah ada dapat merepresentasikan ‘ajakan politik’ untuk masyarakat datang ke TPS, sebab jumlah kaum milenial (pemilih pemula) yang cukup banyak haruslah menjadi perhatian serius, Hal ini mengingat rendahnya partisipasi di Kota Denpasar pada Pilwali 2015 lalu. (hd)