Foto: Gede Dana dan Wayan Artha Dipa.

Karangasem (Metrobali.com)-

Karangasem membutuhkan pemimpin yang banyak kerja bukan retorika belaka. Daerah di paling ujung Pulau Bali ini juga membutuhkan sosok pemimpin yang visioner, yang mampu membuat gebrakan untuk membawa perubahan di daerah yang masih berjibaku dengan kemiskinan ini.

Selama ini kepemimpinan Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri oleh banyak pihak dan sebagian masyarakat dirasakan kurang “greget”. Tidak banyak program-program yang mampu membawa perubahan bagi Karangasem.

Bahkan sebagian pihak menilai Mas Sumatri  hanya mampu membuat “progam kelas teri” dan wacana-wacana progam yang tidak menyentuh langsung kepentingan masyarakat dan tidak realistis bahkan terkesan mengada-ada.

Misalnya mencanangkan 1.000 museum, tanpa ada kajian jelas apa dampak ekonomi dan manfaatnya bagi masyarakat serta bagaimana ini dikelola agar tidak jadi ibarat “barang rongsokan.”

“Karangasem butuh pemimpin dengan kerja nyata, kerja besar dan kerja bersama bukan hanya wacana. Jangan hanya bisa buat progam kelas teri seperti yang sudah-sudah,” kata tokoh masyarakat Karangasem, Pasek Yasa, Kamis (16/1/2020).

Mantan Kepala Desa Bukit yang juga mantan PNS ini menambahkan kondisi riil masyarakat Karangasem saat ini sungguh tidaklah menguntungkan. Apalagi banyak yang mempertanyakan tolok ukur keberhasilan pembangunan di Kabupaten paling Timur Pulau Bali dengan slogan “Spirit of Bali” tersebut.

Karenanya tidak heran jika muncul harapan agar lahir pemimpin baru di daerah yang sebenarnya punya banyak potensi terpendam termasuk di sektor pariwisata dan ibarat “mutiara ujung timur Pulau Bali” ini.

Warga pun menyambut gembira kabar munculnya paket Gede Dana-Wayan Artha Dipa yang digadang-gadang segera mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju pada Pilkada Karangasem September 2020.

Banyak pihak juga menilai inilah saatnya kesempatan bagi Artha Dipa menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya untuk membangun Karangasem mendampingi Gede Dana.

“Pak Artha Dipa tak akan goyah dengan berbagai komentar dan kondisi yang ada. Apalagi Pak Artha Dipa itu bukanlah tokoh kemaren sore. Beliau tahu memainkan perannya dan sekaranglah waktunya menunjukkan kemampuan beliau yang sebenarnya,” ucap Pasek Yasa.

Artha Dipa Tidak akan “Diparkir” Lagi

Kondisi yang terjadi selama ini pengalaman dan kemampuan mumpuni mantan birokar hebat di Pemkab Karangasem sepertinya tidak dioptimalkan saat ia sebagai Wakil Bupati Karangasem mendampingi Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri.

Entah apa yang terjadi, Artha Dipa seperti sengaja “diparkir” tidak diberikan ruang untuk menunjukkan kemampuan memajukan Karangasem. Hal ini pun diyakini tidak akan terjadi ketika Artha Dipa mendampingi Gede Dana.

“Kami yakin Pak Artha Dipa kalau bersama Pak Gede dana tidak akan  seperti diparkir lagi. Pak Gede Dana dipasangkan dengan Pak Artha Dipa yang punya pengalaman di birokrasi yang cukup panjang, ini pasti mampu saling melengkapi, bukan malah seperti terpisah-pisah. Kombinasi kerja yang bagus dari pasangan politisi dan birokrat,” kata tokoh masyarakat Karangasem yang juga Kader PDI Perjuangan I Made Ramia Adnyana, Rabu (15/1/2020).

Kedua tokoh ini mempunyai track record bagus, pengalaman dan bukti kerja nyata dalam membangun Karangasem. Gede Dana berpengalaman sebagai Ketua DPRD Karangasem dua periode (2009-2014 dan 2019-2024). Ia juga Ketua DPC PDI Perjuangan beberapa periode hingga saat ini.

Sementara Artha Dipa sebelum menjabat Wakil Bupati Karangasem periode 2016-2021, juga berpengalaman sebagai birokrat ulung di Pemerintah Kabupaten Karangasem. Seperti pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karangasem.

Artha Dipa juga aktif sebagai tokoh adat, seni dan budaya. Kini ia juga dipercaya sebagai Ketua Majelis Desa Adat Kabupaten Karangasem. Ia juga aktif di kegiatan pendidikan dan sosial, salah satunya sebagai pendiri Panti Asuhan Yasa Kerti, Karangasem, yang kini mempunyai ratusan anak didik maupun alumni.

Ramia Adnyana pun menegaskan Karangasem butuh sosial pemimpin yang visioner dan sosok ini ada pada pasangan Gede Dana-Artha Dipa untuk membangun Karangasem dan membawa daerah ini keluar dari zona kemiskinan.

“Kalau pemimpin yang biasa-biasa saja saya kira sudah banyak sekali. Tapi Karangasem harus punya pemimpin yang visioner. Kami rasa paket Pak Gede Dana-Artha Dipa ini paling pas memimpin Karangasem dan membawa Karangasem lebih maju,” pungkas Ramia  Adnyana yang juga praktisi pariwisata ini.

Segera Dipinang PDI Perjuangan?

Sementara itu belakangan ini posisi Artha Dipa bak “gadis cantik” yang jadi perhatian dan rebutan sejumlah parpol dalam Pilkada Karangasem. Politisi senior asal Banjar Pakel, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem yang awalnya bergabung ke Partai Golkar sempat menjadi Dewan Penasihat Partai NasDem Karangasem dan berpaket dengan Bupati IGA Mas Sumantri.

Belakangan Artha Dipa bahkan menyatakan kembali ke “kawitan” yakni bergabung kembali dengan Partai Golkar. Mantan Kepala Bappeda Karangasem ini bahkan sempat mengikuti penjaringan dan mengambil formulir di Partai Golkar.

Artha Dipa bahkan awalnya berkeinginan maju di Pilkada Karangasem melalui partai berlambang beringin. Terbukti, sebagai bentuk keseriusannya sewaktu pengambilan formulir, Artha Dipa bersama pendukungnya berjalan kaki menuju Sekretariat Partai Golkar Karangasem.

Namun belakangan Artha Dipa mencabut formulir penjaringan yang telah diserahkan ke sekretariat Partai Golkar Karangasem. Langkah cepat Wakil Bupati Karangasem periode 2016-2021 itu tentu saja membuat geger sejumlah kalangan, termasuk warga di “Bumi Lahar” tersebut.

Usut punya usut, hal itu dilakukannya lantaran apa yang dilakukan Artha Dipa itu bukan tanpa alasan yang matang. Sejumlah kalangan internal politisi gaek tersebut menyebutkan, tidak adanya ketegasan dan perhatian dari partai yang menjadi harapanya menyebabkan Artha Dipa membatalkan harapannya pada Partai Golkar.

Mundurnya Artha Dipa dari pencalonan sebagai Bakal Calon Bupati Karangasem dari Partai Golkar pada Pilkada Karangasem ibarat menjadi “berkah tersembunyi.”

Berapa tidak, “dikecewakan” oleh Partai Beringin bahkan “dikecewakan” oleh pasangannya yakni Bupati Karangasem IGA Mas Sumantri,  Artha Dipa malah berpeluang besar mendapatkan “karpet merah” dari PDI Perjuangan.

Sinyal kuat PDI Perjuangan akan merekomendasikan paket Gede Dana-Wayan Artha Dipa sebagai Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem pun kian berembus kencang. Terlebih Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali I Wayan Koster memberikan sinyal kuat bahwa PDI Perjuangan berpeluang mengusung paket Gede Dana-Artha Dipa.

Melihat hasil survei yang tinggi dan banyaknya aspirasi dukungan ke Artha Dipa, membuat partai penguasa PDI Perjuangan berkeinginan meminangnya untuk dipaketkan dengan Gede Dana yang merupakan politisi asal Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem yang kini menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Karangasem dan sekaligus Ketua DPRD Karangasem 2019-2024.

Jika tak ada perubahan, paket Gede Dana-Artha Dipa akan tarung seru yakni “head to head” melawan koalisi parpol non PDI Perjuangan yang kemungkinan akan mengusung pasangan IGA Mas Sumatri-Made Sukerana atau IGA Mas Sumatri-I Nengah Sumardi di Pilkada Karangasem, 23 September 2020. (ana)